Tidak ada konstitusi yang mengatur pengawalan dinasti politik, membuat seseorang tidak bisa dihambat untuk menduduki jabatan tertentu. Pengamat politik dari Universitas Mercu Buana Heri Budianto melihat, hal itulah yang menyebabkan munculnya dinasti politik Ratu Atut Chosiyah di Banten.
Ternyata, dinasti politik tidak hanya terjadi di Indonesia saja. Heri menuturkan hal serupa terjadi di Amerika Serikat.
"Kita tidak bisa menghambat siapapun untuk menjadi pemimpin di suatu wilayah atau bidang politik. Di Amerika ada Bill Clinton dan Hillary Clinton, juga trah Gandhi di India. Tapi bedanya, mereka ada kualitasnya, ada integritasnya," jelas Heri dalam diskusi di Cikini, Jakarta, Sabtu (12/10/2013).
Heri melihat, ada 2 hal yang akan terjadi dalam sebuah dinasti politik, yaitu dipertahankan vertikal dan disebarluaskan secara horisontal. Pada penyebarluasan horisontal, hal itu dianggap sangat berbahaya.
"Kalau disebarluaskan itu horisontal dan lebih bahaya. Klan keluarga berkuasa di mana-mana," ucap Heri.
Karena itu, Heri melanjutkan, sedang ada pembahasan UU Pilkada, lalu ada semangat pula dalam mengatur dinasti politik di dalamnya. "Apapun alasannya, dinasti politik merusak tatanan demokrasi," tandas Heri.
Berikut beberapa posisi penting di Banten dan di tingkat pusat yang diduduki oleh keluarga Ratu Atut Chosiyah sang Gubernur Banten:
1. Hikmat Tomet (suami Atut), anggota Komisi V DPR RI.
2. Andhika Hazrumy (anak pertama Atut), anggota DPD dari Provinsi Banten.
3. Ade Rosi Khairunnisa (istri Andhika), Wakil Ketua DPRD Kota Serang.
4. Andiara Aprilia Hikmat (anak kedua Atut), calon anggota DPR RI.
5. Tanto Warsono Arban (suami Andiara), calon anggota DPR RI.
6. Heryani (ibu tiri Atut) Wakil Bupati Pandeglang.
7. Ratu Tatu Chassanah (adik kandung Atut), Wakil Bupati Serang.
8. Tubagus Chaerul Jaman (adik tiri Atut), Walikota Serang.
9. Airin Rachmi Diany (adik ipar Atut, istri Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan), Walikota Tangerang Selatan.
(Tnt/Sss)
Ternyata, dinasti politik tidak hanya terjadi di Indonesia saja. Heri menuturkan hal serupa terjadi di Amerika Serikat.
"Kita tidak bisa menghambat siapapun untuk menjadi pemimpin di suatu wilayah atau bidang politik. Di Amerika ada Bill Clinton dan Hillary Clinton, juga trah Gandhi di India. Tapi bedanya, mereka ada kualitasnya, ada integritasnya," jelas Heri dalam diskusi di Cikini, Jakarta, Sabtu (12/10/2013).
Heri melihat, ada 2 hal yang akan terjadi dalam sebuah dinasti politik, yaitu dipertahankan vertikal dan disebarluaskan secara horisontal. Pada penyebarluasan horisontal, hal itu dianggap sangat berbahaya.
"Kalau disebarluaskan itu horisontal dan lebih bahaya. Klan keluarga berkuasa di mana-mana," ucap Heri.
Karena itu, Heri melanjutkan, sedang ada pembahasan UU Pilkada, lalu ada semangat pula dalam mengatur dinasti politik di dalamnya. "Apapun alasannya, dinasti politik merusak tatanan demokrasi," tandas Heri.
Berikut beberapa posisi penting di Banten dan di tingkat pusat yang diduduki oleh keluarga Ratu Atut Chosiyah sang Gubernur Banten:
1. Hikmat Tomet (suami Atut), anggota Komisi V DPR RI.
2. Andhika Hazrumy (anak pertama Atut), anggota DPD dari Provinsi Banten.
3. Ade Rosi Khairunnisa (istri Andhika), Wakil Ketua DPRD Kota Serang.
4. Andiara Aprilia Hikmat (anak kedua Atut), calon anggota DPR RI.
5. Tanto Warsono Arban (suami Andiara), calon anggota DPR RI.
6. Heryani (ibu tiri Atut) Wakil Bupati Pandeglang.
7. Ratu Tatu Chassanah (adik kandung Atut), Wakil Bupati Serang.
8. Tubagus Chaerul Jaman (adik tiri Atut), Walikota Serang.
9. Airin Rachmi Diany (adik ipar Atut, istri Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan), Walikota Tangerang Selatan.
(Tnt/Sss)