Presiden Susilo Bambang Yudhoyono marah besar karena namanya disebut-sebut mantan Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaaq, dalam kesaksian di sidang Tipikor. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Said Aqil Siradj, menilai kemarahan SBY terhadap kesaksian Luthfi tentang Bunda Putri adalah wajar.
"Itu manusiawi, Presiden disebut saksi, tersinggung ya manusiawi, kalau memang betul-betul beliau tidak tahu. Reaksinya keras, ya manusiawi," ujar Said Aqil di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Minggu, (13/10/2013).
Said mengaku, bila berada di posisi SBY, dirinya juga akan melakukan hal yang sama. Terlebih bila kesaksian tersebut tidak benar, maka hal tersebut adalah fitnah. "Kalau saya di posisi beliau, nggak tahu. Saya juga akan bereaksi keras. Itu namanya fitnah, kalau tidak benar," katanya.
Menurutnya, sebagai simbol negara, nama baik Presiden harus dijaga dengan baik, terlebih kesaksian yang disampaikan terkait Bunda Putri yang katanya dekat dengan SBY, kebenarannya masih diragukan.
"Presiden itu simbol negara, kalau Presiden jelek, apa kata dunia, nama Presiden harus jaga bersama, kalau memang fitnah, kalau tidak benar, itu mencoreng nama Presiden, dia kan simbol," ujar Said Aqil.
Ditambahkannya, meski setiap orang yang bersaksi di pengadilan itu telah disumpah, bukan berarti setiap keterangannya selalu benar. "Ingat lho, setiap kesaksian itu disumpah atas nama Tuhan, tapi sangat mungkin seseorang itu melakukan sumpah palsu, seseorang melanggar sumpah itu kan banyak," ucapnya.
Kamis pekan lalu, kesaksian Luthfi di Pengadilan Tipikor sontak membuat geram SBY. Untuk meluruskannya, dia langsung menggelar konferensi pers di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, begitu mendarat dari Brunei Darussalam.
"Jangan suka mengalihkan isu kepada orang-orang yang sebenarnya tidak tahu. Itu sudah kejahatan," tegas SBY kepada wartawan dalam keterangannya. (Ado)
"Itu manusiawi, Presiden disebut saksi, tersinggung ya manusiawi, kalau memang betul-betul beliau tidak tahu. Reaksinya keras, ya manusiawi," ujar Said Aqil di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Minggu, (13/10/2013).
Said mengaku, bila berada di posisi SBY, dirinya juga akan melakukan hal yang sama. Terlebih bila kesaksian tersebut tidak benar, maka hal tersebut adalah fitnah. "Kalau saya di posisi beliau, nggak tahu. Saya juga akan bereaksi keras. Itu namanya fitnah, kalau tidak benar," katanya.
Menurutnya, sebagai simbol negara, nama baik Presiden harus dijaga dengan baik, terlebih kesaksian yang disampaikan terkait Bunda Putri yang katanya dekat dengan SBY, kebenarannya masih diragukan.
"Presiden itu simbol negara, kalau Presiden jelek, apa kata dunia, nama Presiden harus jaga bersama, kalau memang fitnah, kalau tidak benar, itu mencoreng nama Presiden, dia kan simbol," ujar Said Aqil.
Ditambahkannya, meski setiap orang yang bersaksi di pengadilan itu telah disumpah, bukan berarti setiap keterangannya selalu benar. "Ingat lho, setiap kesaksian itu disumpah atas nama Tuhan, tapi sangat mungkin seseorang itu melakukan sumpah palsu, seseorang melanggar sumpah itu kan banyak," ucapnya.
Kamis pekan lalu, kesaksian Luthfi di Pengadilan Tipikor sontak membuat geram SBY. Untuk meluruskannya, dia langsung menggelar konferensi pers di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, begitu mendarat dari Brunei Darussalam.
"Jangan suka mengalihkan isu kepada orang-orang yang sebenarnya tidak tahu. Itu sudah kejahatan," tegas SBY kepada wartawan dalam keterangannya. (Ado)