Para peneliti percaya bahwa trauma yang disebabkan oleh getaran pada saat mendengkur dapat menyebabkan penebalan pembuluh arteri. Para peneliti mengatakan getaran akibat mendengkur dapat mengganggu kesehatan. Seperti dikutip dari Mirror, Rabu (16/10/2013), mendengkur bisa jadi menjadi tanda adanya gangguan yang bersembunyi di balik itu, seperti stroke atau jantung.
Hal ini dikarenakan kebiasaan pendengkur lebih mungkin mengalami arteri karotid yakni arteri utama di leher yang menyuplai darah beroksigen ke sebagian besar otak. Para peneliti di University of Detroit, Amerika Serikat, percaya bahwa trauma yang disebabkan oleh getaran mendengkur dapat menyebabkan peradangan yang mengarah ke penebalan arteri dan mengurangi aliran darah.
Mereka mengatakan ini adalah tahap pertama dari proses aterosklerosis (arteri menjadi kaku, menebal dan tidak lagi lentur atau elastis) serta meningkatkan risiko serangan iskemik transien (serangan jantung) dan stroke. " Sebenarnya getaran mendengkur dapat merusak arteri karotid mungkin tapi belum terbukti, tapi waspadalah," kata Direktur Klinis Pelayanan Jantung di College Hospital Raja, London, dr Philip MacCarthy.
Mendengkur juga dikaitkan dengan pengerasan pembuluh darah di sekitar jantung yang dapat menyebabkan serangan jantung. Tiga juta warga Inggris mengalami gangguan sleep apnea yang membuat jaringan otot di tenggorokan menebal dan menegang. Penelitian terbaru juga menunjukkan getaran mendengkur dapat mempengaruhi penglihatan.
Para peneliti di Taiwan baru-baru ini mengumumkan bahwa orang dengan sleep apnea kerap mendengkur keras saat tidur, hampir dua kali lebih mungkin berisiko mengalami gangguan mata glaukoma.
Ilmuwan Taiwan menganalisis data dari 1.000 pasien dengan sleep apnea dan 6.000 yang tidak. Penderita hampir dua kali lebih mungkin berisiko menderita glaukoma dengan peningkatan tekanan dalam bola mata menyebabkan hilangnya bertahap penglihatan. Para peneliti percaya ini karena sleep apnea dapat mengurangi jumlah oksigen yang sampai ke mata sehingga meningkatkan risiko glaukoma.
(Mia/Abd)
Hal ini dikarenakan kebiasaan pendengkur lebih mungkin mengalami arteri karotid yakni arteri utama di leher yang menyuplai darah beroksigen ke sebagian besar otak. Para peneliti di University of Detroit, Amerika Serikat, percaya bahwa trauma yang disebabkan oleh getaran mendengkur dapat menyebabkan peradangan yang mengarah ke penebalan arteri dan mengurangi aliran darah.
Mereka mengatakan ini adalah tahap pertama dari proses aterosklerosis (arteri menjadi kaku, menebal dan tidak lagi lentur atau elastis) serta meningkatkan risiko serangan iskemik transien (serangan jantung) dan stroke. " Sebenarnya getaran mendengkur dapat merusak arteri karotid mungkin tapi belum terbukti, tapi waspadalah," kata Direktur Klinis Pelayanan Jantung di College Hospital Raja, London, dr Philip MacCarthy.
Mendengkur juga dikaitkan dengan pengerasan pembuluh darah di sekitar jantung yang dapat menyebabkan serangan jantung. Tiga juta warga Inggris mengalami gangguan sleep apnea yang membuat jaringan otot di tenggorokan menebal dan menegang. Penelitian terbaru juga menunjukkan getaran mendengkur dapat mempengaruhi penglihatan.
Para peneliti di Taiwan baru-baru ini mengumumkan bahwa orang dengan sleep apnea kerap mendengkur keras saat tidur, hampir dua kali lebih mungkin berisiko mengalami gangguan mata glaukoma.
Ilmuwan Taiwan menganalisis data dari 1.000 pasien dengan sleep apnea dan 6.000 yang tidak. Penderita hampir dua kali lebih mungkin berisiko menderita glaukoma dengan peningkatan tekanan dalam bola mata menyebabkan hilangnya bertahap penglihatan. Para peneliti percaya ini karena sleep apnea dapat mengurangi jumlah oksigen yang sampai ke mata sehingga meningkatkan risiko glaukoma.
(Mia/Abd)