Pemerintah memperkirakan pembangunan pabrik pemasok komponen iPhone, Foxconn Technology Group, akan tertunda dari jadwal semula. Penundaan dipicu permintaan Foxconn agar pemerintah ikut terlibat dalam pembangunan laboratium riset yang akan dikembangkannya.
Hal tersebut ditegaskan Menteri Perindustrian, MS Hidayat usai mendampingi Wakil Presiden Boediono membuka acara Trade Expo Indonesia (TEI) 2013 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Rabu (16/10/2013).
Foxconn sebelumnya meminta agar pemerintah khususnya kementrian perindustrian dan kementerian terkait untuk untuk ikut proaktif pembangunan lembaga risetnya yang akan dikembangkan perusahaan. Permintaan ini diajukan karena perusahaan sebelumnya memperoleh fasilitas serupa dari pemerintah China.
Hidayat menegaskan, Indonesia dan China memiliki sistem birokrasi yang berbeda. Hal ini pula yang membuat pembangunan pabrik di Foxconn di Indonesia menjadi terhambat.
Semula Foxonn berencana membangun pabrik di Indonesia untuk memasarkan produknya di wilayah negara kawasan ASEAN pada tahun ini. Namun belum tuntasnya perundingan yang dilakukan Foxconn membuat proses pembangunan pabrik tersebut kemungkinan mundur mundur hingga 2014.
"Hambatannya, mereka itu sudah membangun lebih kurang 10 pabrik di RRC, dan selama ini counterpart-nya pemerintah, karena memang sistemnya di RRC pemerintahnya terlibat langsung, pemerintah daerah dan pemerintah pusat. Kalau di Indonesia kan kita serahkan kepada swastanya, nah dia ingin tetap ada bagian dari pemerintah ikut," tutup Hidayat.
Meski terkendala dengan permintaan tersebut, Hidayat memastikan perundingan antara Foxconn dan mitranya dari pihak swasta telah rampung. Foxconn diketahui menggaet Agung Sedayu Group sebagai mitra bisnisnya di Indonesia. (Yas/Shd)
Hal tersebut ditegaskan Menteri Perindustrian, MS Hidayat usai mendampingi Wakil Presiden Boediono membuka acara Trade Expo Indonesia (TEI) 2013 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Rabu (16/10/2013).
Foxconn sebelumnya meminta agar pemerintah khususnya kementrian perindustrian dan kementerian terkait untuk untuk ikut proaktif pembangunan lembaga risetnya yang akan dikembangkan perusahaan. Permintaan ini diajukan karena perusahaan sebelumnya memperoleh fasilitas serupa dari pemerintah China.
Hidayat menegaskan, Indonesia dan China memiliki sistem birokrasi yang berbeda. Hal ini pula yang membuat pembangunan pabrik di Foxconn di Indonesia menjadi terhambat.
Semula Foxonn berencana membangun pabrik di Indonesia untuk memasarkan produknya di wilayah negara kawasan ASEAN pada tahun ini. Namun belum tuntasnya perundingan yang dilakukan Foxconn membuat proses pembangunan pabrik tersebut kemungkinan mundur mundur hingga 2014.
"Hambatannya, mereka itu sudah membangun lebih kurang 10 pabrik di RRC, dan selama ini counterpart-nya pemerintah, karena memang sistemnya di RRC pemerintahnya terlibat langsung, pemerintah daerah dan pemerintah pusat. Kalau di Indonesia kan kita serahkan kepada swastanya, nah dia ingin tetap ada bagian dari pemerintah ikut," tutup Hidayat.
Meski terkendala dengan permintaan tersebut, Hidayat memastikan perundingan antara Foxconn dan mitranya dari pihak swasta telah rampung. Foxconn diketahui menggaet Agung Sedayu Group sebagai mitra bisnisnya di Indonesia. (Yas/Shd)