Muslim Brunei-Malaysia Ramaikan Salat Idul Adha di KBRI Prancis

Tak sungkan, warga muslim dari beberapa negara sahabat seperti Malaysia dan Brunei Salat Idul Adha bareng di KBRI Perancis.

oleh Tan diperbarui 17 Okt 2013, 09:44 WIB
Warga muslim dari beberapa negara sahabat seperti Malaysia dan Brunei Darussalam bersama dengan masyarakat Indonesia di Paris mengikuti perayaan Idul Adha 1434 Hijriah yang diadakan KBRI Prancis di Paris.

"Perayaan diisi dengan pelaksanaan Salat Idul Adha di ruang Balai Budaya KBRI Paris, diawali gema takbir," kata Koordinator Fungsi Penerangan, Sosial, dan Budaya KBRI Paris, Arifi Saiman, Kamis (17/10/2013).

Dia menyatakan, pelaksanaan Salat Idul Adha diikuti sekitar 250 orang jamaah, yaitu pejabat KBRI Paris/KWRI UNESCO, warga muslim Indonesia di Kota Paris dan sekitarnya. Serta tak ketinggalan anggota masyarakat muslim dari beberapa negara sahabat seperti Malaysia dan Brunei Darussalam.

Selain itu, juga turut hadir dalam Shalat Idul Adha tersebut adalah rombongan delegasi Pemprov Jawa Timur dan beberapa peserta pameran asal Indonesia yang sedang mengikuti pameran onderdil mobil di Paris. Bertindak selaku imam Salat Idul Adha adalah Ustadz Samir, sedangkan Khatib Ustadz Muhammad Al-Fayyadl.

Dalam khotbahnya, Ustadz Al-Fayyadl antara lain menyampaikan tentang esensi dan makna kurban dalam konteks Hari Raya Kurban ditinjau dari aspek religi dan sosial.

Secara religi, perintah Allah SWT kepada Nabi Ibrahim AS untuk mengorbankan putra yang sangat dicintainya Ismail merupakan sebuah ujian berat yang diberikan Allah SWT kepada seorang hamba-Nya bernama Nabi Ibrahim, ujar Ustadz Al Fayyadl.

Menurut Khatib ini, ujian tersebut adalah semata-mata untuk mengukur tingkat keikhlasan dan ketakwaan hamba-Nya menjalankan segala perintah-Nya, dalam hal ini perintah untuk berkurban.

Dia menegaskan, keikhlasan dan ketakwaan Nabi Ibrahim AS dalam menjalankan perintah Allah SWT dalam konteks ini merupakan bentuk pengorbanan sekaligus keteladanan dalam konteks keimanan dan ketaatan dalam menjalankan perintah dan larangan Allah SWT.

Sedangkan, ditinjau dari aspek sosial, menurut Khatib, momentum perayaan Idul Adha yang juga dikenal dengan Hari Raya Kurban dapat dimaknai sebagai sebuah refleksi kesetiakawanan sosial, sebagaimana direpresentasikan melalui budaya berbagi daging kurban kepada warga masyarakat yang kurang mampu.
    
Seusai Shalat Idul Adha, acara dilanjutkan dengan ramah tamah yang diikuti seluruh jamaah bertempat di halaman KBRI Paris. (Ant/Tnt/Ism)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya