BlackBerry: Kami Akan Terus Bertahan

BlackBerry berusaha meyakinkan pelanggan dan para mitranya bahwa kondisi perusahaan masih stabil. BlackBerry mengklaim akan terus bertahan.

oleh Liputan6 diperbarui 17 Okt 2013, 11:51 WIB
BlackBerry berusaha untuk meyakinkan pelanggan dan para mitranya bahwa kondisi perusahaan mereka masih stabil. BlackBerry mengklaim akan terus bertahan.

Dalam sebuah surat terbuka yang dikirimkan kepada 30 media di sembilan negara, perusahaan yang berbasis di Waterloo, Ontario, Kanada ini menekankan bahwa pelanggan dapat terus mengandalkan BlackBerry dan produk-produknya, meski tengah menghadapi tantangan dan perubahan yang cukup berat.

Frank Boulben, Chief Marketing Officer BlackBerry dalam sebuah wawancara mengatakan bahwa pelanggan BlackBerry banyak yang membaca berita tentang BlackBerry saat ini, yang mana telah menciptakan banyak kebimbangan. Karena itulah BlackBerry mengirimkan surat terbuka.

"Kami akan terus bertahan. Kami memiliki uang tunai yang cukup besar dan kami tidak punya utang. Kami memang tengah merestrukturisasi anggran dan ini adalah transisi yang sangat menyakitkan, tapi itu akan membuat kami lebih kuat secara finansial dan kami ingin mengirim kabar ini secara langsung kepada pelanggan kami," tuturnya.

"Siapa pun yang tertarik pada produk BlackBerry pasti paham bahwa perusahaan kami memiliki produk dan layanan kelas dunia. Ini adalah produk dan layanan jasa yang dapat terus diandalkan pelanggan," lanjut Boulben lagi seperti dilansir Reuters dan ditulis Kamis (17/10/2013).

Seperti yang diketahui, BlackBerry telah memperoleh 6 juta pengguna Android dan iPhone yang telah pre-registered untuk layanan BlackBerry Messenger (BBM). 

BlackBerry memang tengah berjuang keras dalam beberapa tahun terakhir untuk bersaing dengan iPhone dan sejumlah perangkat lain yang didukung oleh sistem operasi Android milik Google. Smartphone generasi baru yang berjalan di sistem operasi BlackBerry 10 yang diharapkan dapat mendongkrak kejayaan BlackBerry nyatanya gagal meningkatkan penjualan.

Kondisi perusahaan yang terus menurun memaksa BlackBerry mengurangi lebih dari sepertiga tenaga kerjanya di seluruh dunia. Bagaimana tidak, akibat lesunya penjualan BlackBerry Z10 dan Q10, perusahaan mengalami kerugian hingga Rp 11 triliun.

(isk/dew)


POPULER

Berita Terkini Selengkapnya