Aneka Cara Merawat Miss V

Tubuh kita pada dasarnya memiliki mekanisme perlindungan bila ada gangguan datang dari luar tubuh. Demikian juga yang terjadi pada vagina.

oleh Gabriel Abdi Susanto diperbarui 18 Okt 2013, 10:00 WIB
Tubuh kita pada dasarnya memiliki mekanisme perlindungan bila ada gangguan datang dari luar tubuh. Demikian juga yang terjadi pada vagina.

Bila ada kotoran, vagina memiliki mekanisme pembersihan sendiri dengan mengandalkan koloni bakteri normal yang menjaga keseimbangan mikroorganisme di dalam dan di sekitar alat vital.

Namun, sayang keseimbangan dapat terganggu bila pemiliknya tidak begitu peduli dengan organnya.
Penggunaan celana basah atau celana dalam terlalu ketat misalnya dapat mengganggu keseimbangan itu. Dalam keadaan tertentu, perawatan vagina tidak cukup hanya membersihkan bagian luar. Bagian dalam pun perlu dilakukan.

Ada beberapa cara yang biasa dilakukan dalam rangka merawat organ reproduksi wanita ini. Berikut ini beberapa cara yang bisa Anda pertimbangkan;


1. Bilas dengan cairan pembersih
Cairan pembersih khusus biasanya digunakan dengan cara menyemprotkannya ke dalam vagina. Dengan bahan aktif yang mampu melumpuhkan bakteri, kuman serta jamur, cairan pembilas ini bisa digunakan dalam beberapa menit.

Biasanya penggunaanya harus dengan pengawasan dokter. Karena itu, selain cairan pembilas, obat-obatan untuk mengatasi gangguan yang ada juga akan diberikan. Tidak semua gangguan bisa diselesaikan dengan cairan ini. Biasanya cairan ini hanya dapat mengatasi keputihan. Jadi tidak akan mampu mengatasi penyakit kelamin apalagi penyakit menular seksual.


2. Sinar laser
Laser digunakan karena obat yang biasanya digunakan untuk membunuh kuman di vagina biasanya butuh waktu lama. Apalagi kalau terjadi resistensi obat.

Laser yang digunakan biasanya jenis level rendah atau low level laser therapy. Formulasi dari sinar inframerah dan ultraviolet ini dikatakan mampu membersihkan bakteri, jamur, dan virus dalam waktu yang relatif cepat. Untuk gangguan ringan, penembakan biasanya dilakukan dalam jangka waktu 15 menit sekali.

Bila gangguan sudah berat, butuh puluhan menit dengan beberapa kali tembakan dalam beberapa hari. Obat juga kerap diberikan oleh dokter setelah penembakan laser dilakukan.


3. Terapi Ozon
Dr. Mulyadi Tedjapranata, MD, dari Klinik Medizone menyebutkan metode penggunaan terapi ozon ini layaknya menggunakan cairan pembersih.

Dengan alat yang disebut vaginal insuflation, ozon dimasukkan ke organ kewanitaan dalam takaran tertentu (tergantung kasus). “Jadi prinsipnya ozon ini berfungsi sebagai disinfektan yang bisa membunuh kuman bakteri dan tujuannya untuk mencegah masuknya kuman yang memungkinkan timbulnya penyakit,” dengan periode waktu tertentu pula (tergantung kasus), ozon diperlukan agar kebersihan vagina bisa terjaga.

Agar pengobatan efektif, biasanya terapi ini dikombinasi juga dengan obat-obatan. Namun, dalam hal ini ozon tidak bisa digunakan untuk mengatasi penyakit seksual atau penyakit menular seksual. Dan yang jelas, terapi ini harus dilakukan dengan seorang dokter yang ahli dalam hal ini.

Sebab, jika tidak digunakan secara tepat, memasukkan ozon ke organ kewanitaan hanya akan menyebabkan berkembang biaknya bakteri yang malah merugikan vagina.



4. Penguapan hangat
Dalam ritus perawatan tubuh secara tradisional, penguapan hangat biasanya juga digunakan untuk vagina. Meksi begitu, penguapan jelas tidak efektif membunuh mikroorganisme.

Penguapan ini biasanya menggunakan ramuan wewangian sehingga menghangatkan dan membuat vagina wangi. Karena itu selayaknya cara ini dilakukan seperti kita menggunakan parfum untuk badan. Tidak ada alasan lain selain alasankosmetik.

Dengan demikian, meski dikatakan penguapan merupakan satu cara merawat vagina, langkah ini bukan untuk mencegah timbulnya penyakit apalagi menghilangkan gangguan.



5. Gurah vagina
Meski ada yang menawarkan dan mencoba melakukan langkah ini, cara seperti ini diragukan efektivitasnya. Apalagi yang menanganinya jelas-jelas bukan dokter.

Bisa jadi, semua mikrooganisme entah, baik yang merugikan maupun yang normal akan mati dan hilang dari vagina. Akibatnya, justru vagina malah akan mengalami gangguan.



6. Spa Vagina
Ini adalah metode perawatan bagian reproduksi wanita yang menggabungkan berbagai terapi kuno. Ada teknik pengasapan atau penguapan. Ada juga teknik pijat akupresur yang diterapkan pada seluruh tubuh dan terutama vagina. Ada juga meditasi gerak atau semacam kegel khusus untuk vagina.

Beberapa terapi ini jelas merupakan terapi yang aman dan semua orang kenal terapi ini. “Jadi terapi V-spa itu sebenarnya terapi yang umum digunakan dalam perawatan kesehatan, hanya kali ini khusus diterapkan untuk bagian vagina saja,” ungkap Hj. Worro Harry Soeharman, M.Ph, MKA, penggagas terapi ini.



7. Kuras Vagina
Ini adalah pengontrolan dan pembersihan vagina sampai ke mulut serta rongga rahim. Langkah ini menjadi tindakan awal supaya jamur atau kuman tidak merembet sampai ke rongga rahim atau saluran telur yang bisa mengakibatkan kemandulan atau infeksi yang bisa menyebabkan munculnya kanker.

Sebab itu wanita yang menderita keputihan hendaknya tidak menunda pengobatannya. Supaya tidak repot, penderita bisa mendatangi klinik semacam Klinik Pasutri atau Pusat Pelayanan Keluarga yang memberi pelayanan mulai dari wawancara, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium serta membersihkan vagina sampai ke rongga rahim hingga pengobatannya sampai tuntas.

Caranya, ujung vagina sampai rongga rahim diteropong dengan speculum. Dengan alat penjepit kain kasa (gaas) yang terlebih dulu direndam dalam betadin ini, tindakan "kuras" dilakukan.

Tidak perlu takut, karena tindakan ini sederhana dan tidak menyiksa. Usai hasil lab diketahui, dokter akan memberikan obat yang tepat. Bisa berupa obat minum, bisa juga tablet yang dimasukkan ke lubang vagina. Setelah 3 bulan, pasien diharapkan kembali untuk cek ulang. Para ibu yang menghadapi masalah dengan pasangan sehubungan dengan kasus ini bisa sekalian berkonsultasi.

Para wanita yang menderita keputihan, acap kali kambuh penyakitnya karena kurang diobati tuntas. Mengobati daerah sekitar vagina saja belum cukup, sebaiknya sampai ke bagian dalam.

(Abd)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya