Air minum dan sanitasi yang layak adalah kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi. Demi memastikan tersedianya akses air minum dan sanitasi yang layak kepada masyarakat, pemerintah telah menjalankan beberapa program yang setiap tahun menunjukkan perkembagan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementerian Pekerjaan Umum 2012, sampai akhir tahun lalu sebayak 58,05 persen masyarakat mendapatkan akses air minum layak.
"Namun ha ini masih menjadi masalah, walaupun berkembang tetapi masih jauh dari target dan Indonesia masih di bawah Singapura dan Malaysia," ujar Deputi Bidang Sarana dan Prasarana, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Dedy Supriadi Priatna, Jumat (18/10/2013).
Pada tahun 2012, data juga menunjukan sebanyak 57,35 persen rumah tangga sudah memiliki akses sanitasi yang layak, namun menurut Dedy tetap harus ditingkatkan. "Meski telah mengalami peningkatan, kami sadar bahwa akses terhadap air minum dan sanitasi yang layak harus terus lebih ditingkatkan sesuai target MDGs 2015," ungkapnya.
Bila melihat pada target Millenium Development Goals (MDGs) 2015 dipastikan sebanyak 68,87 persen penduduk harus mendapatkan akses air minum layak dan 62,41 persen memiliki akses sanitasi.
Dedy menambahkan diperlukan usaha minimal tiga kali lipat dibandingkan yang telah dilakukan saat ini. Untuk merealisasikan target tersebut, pemerintah menjalani berbagai program di antaranya Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dan program lainnya.
Sebagai upaya mensosialisasikan ke masyarakat guna pencapaian target maka diadakan Konferensi Air minum dan Sanitasi Nasional (KSAN) akan digelar pada 29-31 Oktober 2013 di Balai Kartini.
Konferensi ini berguna menginformasikan ke masyarakat tentang pentingnya air minum dan sanitasi yang layak. "Melalui kegiatan ini saya berharap masyarakat bisa lebih berperan aktif dalam membantu pemerintah mewujudkan target MDGs," harap Dedy.
(Mia/Mel)
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementerian Pekerjaan Umum 2012, sampai akhir tahun lalu sebayak 58,05 persen masyarakat mendapatkan akses air minum layak.
"Namun ha ini masih menjadi masalah, walaupun berkembang tetapi masih jauh dari target dan Indonesia masih di bawah Singapura dan Malaysia," ujar Deputi Bidang Sarana dan Prasarana, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Dedy Supriadi Priatna, Jumat (18/10/2013).
Pada tahun 2012, data juga menunjukan sebanyak 57,35 persen rumah tangga sudah memiliki akses sanitasi yang layak, namun menurut Dedy tetap harus ditingkatkan. "Meski telah mengalami peningkatan, kami sadar bahwa akses terhadap air minum dan sanitasi yang layak harus terus lebih ditingkatkan sesuai target MDGs 2015," ungkapnya.
Bila melihat pada target Millenium Development Goals (MDGs) 2015 dipastikan sebanyak 68,87 persen penduduk harus mendapatkan akses air minum layak dan 62,41 persen memiliki akses sanitasi.
Dedy menambahkan diperlukan usaha minimal tiga kali lipat dibandingkan yang telah dilakukan saat ini. Untuk merealisasikan target tersebut, pemerintah menjalani berbagai program di antaranya Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dan program lainnya.
Sebagai upaya mensosialisasikan ke masyarakat guna pencapaian target maka diadakan Konferensi Air minum dan Sanitasi Nasional (KSAN) akan digelar pada 29-31 Oktober 2013 di Balai Kartini.
Konferensi ini berguna menginformasikan ke masyarakat tentang pentingnya air minum dan sanitasi yang layak. "Melalui kegiatan ini saya berharap masyarakat bisa lebih berperan aktif dalam membantu pemerintah mewujudkan target MDGs," harap Dedy.
(Mia/Mel)
