PT Pelabuhan Indonesia (Persero) III atau Pelindo III sedang mengembangkan terminal peti kemas, yakni Terminal Multy Purpose Teluk Lamong (TMTL) di Jawa Timur.
Rencananya di terminal tersebut juga akan dilengkapi dengan monorel pengangkut peti kemas berjuluk Automated Container Transporter (ACT).
Direktur Utama PT Pelindo Djarwo Surjanto mengatakan kehadiran TMTL ditujukan untuk mengurai kepadatan dan mengurangi waktu tunggu kapal di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
"Tanjung Perak ini pusat pelindo III, karena Tanjung Perak gerbang Indonesia Timur, dari Tanjung Perak 30 rute pelayanan peti kemas di pelabuhan Indonesia," kata Djarwo di Kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta, Jumat (18/10/2013).
Dia mengatakan rencananya Teluk Lamong akan mulai beroperasi pada Mei 2014. Terminal peti kemas Teluk Lamong merupakan terminal peti kemas yang ramah lingkungan karena menggunakan solar cell dan wind turbine, di mana untuk penerangan jalan umum menggunakan lampu LED.
"Kalau Teluk Lamong jadi kita kurangi diesel, relatif menggunakan listrik. Di pelabuhan lama pun kita mengurangi mesin-mesin diesel," ungkap dia.
Dia menambahkan, untuk memperlancar transportasi peti kemas dari Tanjung Perak ke terminal tersebut, akan memanfaatkan teknologi seperti monorel.
"Teluk Lamong- Tanjung perak jalannya kecil, tapi lambat sekali, jalan tol tapi lambat sekali. Tadi kita bicara dengan tiga BUMN, Adi Karya, LEN, Inti. Ini prinsipnya seperti monorel, ini angkutnya kontainer. Lagi dibahas. Kita akan buat itu, sehingga arus peti kemas Tanjung Perak- Teluk Lamong dapat berjalan," pungkasnya. (Pew/Nur)
Rencananya di terminal tersebut juga akan dilengkapi dengan monorel pengangkut peti kemas berjuluk Automated Container Transporter (ACT).
Direktur Utama PT Pelindo Djarwo Surjanto mengatakan kehadiran TMTL ditujukan untuk mengurai kepadatan dan mengurangi waktu tunggu kapal di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
"Tanjung Perak ini pusat pelindo III, karena Tanjung Perak gerbang Indonesia Timur, dari Tanjung Perak 30 rute pelayanan peti kemas di pelabuhan Indonesia," kata Djarwo di Kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta, Jumat (18/10/2013).
Dia mengatakan rencananya Teluk Lamong akan mulai beroperasi pada Mei 2014. Terminal peti kemas Teluk Lamong merupakan terminal peti kemas yang ramah lingkungan karena menggunakan solar cell dan wind turbine, di mana untuk penerangan jalan umum menggunakan lampu LED.
"Kalau Teluk Lamong jadi kita kurangi diesel, relatif menggunakan listrik. Di pelabuhan lama pun kita mengurangi mesin-mesin diesel," ungkap dia.
Dia menambahkan, untuk memperlancar transportasi peti kemas dari Tanjung Perak ke terminal tersebut, akan memanfaatkan teknologi seperti monorel.
"Teluk Lamong- Tanjung perak jalannya kecil, tapi lambat sekali, jalan tol tapi lambat sekali. Tadi kita bicara dengan tiga BUMN, Adi Karya, LEN, Inti. Ini prinsipnya seperti monorel, ini angkutnya kontainer. Lagi dibahas. Kita akan buat itu, sehingga arus peti kemas Tanjung Perak- Teluk Lamong dapat berjalan," pungkasnya. (Pew/Nur)