Ledakan bom bunuh diri terjadi di Somalia tengah. Seorang pembom itu meledakkan dirinya di sebuah kedai minum teh yang ramai di Kota Beledweyne. Setidaknya 16 orang tewas, dan lebih dari 30 terluka.
Kelompok Islam militan Al-Shabab mengatakan mereka yang bertanggung jawab atas serangan mematikan itu. Mereka mengatakan target utama mereka adalah tentara Ethiopia dan Djibouti di Beledweyne.
"Target utama kami adalah tentara Ethiopia dan Djibouti yang menginvasi negara kami," kata Sheikh Abdiasis Abu Musab, juru bicara operasi militer Al-Shabab seperti dimuat BBC dan dilansir Liputan6.com, Sabtu (19/10/2013).
Tapi menurut saksi mata termasuk seorang anggota parlemen Somalia di Beledweyne, Dahir Amin Jessow mengatakan kepada BBC bahwa sebagian besar dari mereka yang tewas di sebuah kedai minum teh populer itu justru warga sipil.
Kedai minum teh populer itu yang banyak disinggahi pasukan di Beledweyne itu terletak 300 km utara ibukota, Mogadishu, dekat perbatasan dengan Ethiopia.
Seriusnya luka yang dialami korban ledakan itu, membuat pihak rumah sakit Somalia Tengah kewalahan. Sebab obat-obatan mereka sangat terbatas.
"Ada kekurangan obat-obatan di rumah sakit, dan mereka tidak dapat mengobati banyaknya pasien yang terluka. Jadi kami meminta pemerintah pusat mengirimkan pesawat untuk mengevakuasi pasien, " kata Dahir.
Militan Al -Shabab telah dipukul mundur dari kota-kota besar Somalia, termasuk Mogadishu dan pelabuhan selatan Kismayo, oleh pasukan PBB Uni Afrika dengan pasukan sekitar 18 ribu tentara. Tapi militan masih menguasai sebagian besar Somalia selatan. Pemerintah Somalia yang didukung oleh pasukan dari beberapa negara Afrika memang memburu militan Al-Shabab, untuk membebaskan negara dari jeratan para militan.
Bulan lalu, kelompok militan Al-Shabab mengklaim serangan terhadap pusat perbelanjaan Westgate di ibukota Kenya , Nairobi. Menyebabkan 67 orang tewas selama pengepungan empat hari. Presiden Somalia, Uhuru Kenyatta pun mengumumkan masa berkabung yang diumumkan presiden selama 3 hari untuk para korban. (Tnt)
Kelompok Islam militan Al-Shabab mengatakan mereka yang bertanggung jawab atas serangan mematikan itu. Mereka mengatakan target utama mereka adalah tentara Ethiopia dan Djibouti di Beledweyne.
"Target utama kami adalah tentara Ethiopia dan Djibouti yang menginvasi negara kami," kata Sheikh Abdiasis Abu Musab, juru bicara operasi militer Al-Shabab seperti dimuat BBC dan dilansir Liputan6.com, Sabtu (19/10/2013).
Tapi menurut saksi mata termasuk seorang anggota parlemen Somalia di Beledweyne, Dahir Amin Jessow mengatakan kepada BBC bahwa sebagian besar dari mereka yang tewas di sebuah kedai minum teh populer itu justru warga sipil.
Kedai minum teh populer itu yang banyak disinggahi pasukan di Beledweyne itu terletak 300 km utara ibukota, Mogadishu, dekat perbatasan dengan Ethiopia.
Seriusnya luka yang dialami korban ledakan itu, membuat pihak rumah sakit Somalia Tengah kewalahan. Sebab obat-obatan mereka sangat terbatas.
"Ada kekurangan obat-obatan di rumah sakit, dan mereka tidak dapat mengobati banyaknya pasien yang terluka. Jadi kami meminta pemerintah pusat mengirimkan pesawat untuk mengevakuasi pasien, " kata Dahir.
Militan Al -Shabab telah dipukul mundur dari kota-kota besar Somalia, termasuk Mogadishu dan pelabuhan selatan Kismayo, oleh pasukan PBB Uni Afrika dengan pasukan sekitar 18 ribu tentara. Tapi militan masih menguasai sebagian besar Somalia selatan. Pemerintah Somalia yang didukung oleh pasukan dari beberapa negara Afrika memang memburu militan Al-Shabab, untuk membebaskan negara dari jeratan para militan.
Bulan lalu, kelompok militan Al-Shabab mengklaim serangan terhadap pusat perbelanjaan Westgate di ibukota Kenya , Nairobi. Menyebabkan 67 orang tewas selama pengepungan empat hari. Presiden Somalia, Uhuru Kenyatta pun mengumumkan masa berkabung yang diumumkan presiden selama 3 hari untuk para korban. (Tnt)