Muhammad Rahmad akhirnya angkat bicara. Ia adalah orang pertama yang menginformasikan bahwa mantan ketua umum Partai Demokrat Subur Budhisantoso dijemput anggota Badan Intelejen Negara (BIN).
Penjemputan itu membuat Subur tak bisa menjadi pembicara di diskusi Pergerakan Perhimpunan Indonesia (PPI) di rumah Anas Urbaningrum, Jumat 19 Oktober 2013. Pada acara tersebut, Rahmad menjadi moderator.
Rahmad menyatakan dirinya memang menginformasikan bahwa Subur sedang berada di kantor BIN di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan. Subur berangkat tapi tidak dijemput staf BIN.
"Info tersebut saya dapatkan dari Saudara Sri Mulyono yang bertugas menjemput Pak Subur," kata Rahmad dalam jumpa pers di kediaman Anas Urbaningrum.
Mengetahui Subur ada di kantor BIN, Sri Mulyono menuju Kalibata. Sesampai di kantor BIN, Sri Mulyono langsung berkomunikasi dengan Subur via telepon genggam.
Dalam percakapan itu, Subur memberi tahu, pertemuan dengan Kepala BIN seharusnya berlangsung pukul 10.00 WIB. Namun ditunda karena Kepala BIN harus menjemput Presiden SBY.
"Karena itulah Pak Subur diminta untuk menunggu sampai setelah shalat Jumat, jam 1 siang. Akhirnya disampaikan Pak Subur tidak bisa hadir dalam dialog di PPI. Sri Mulyono diminta tidak usah menunggu di kantor BIN," kata mantan Wakil Direktur Eksekutif DPP Partai Demokrat itu.
Tidak berhasil jemput Subur, Sri Mulyono kembali ke rumah Anas dan menyampaikan informasi tersebut. "Itu yang saya sampaikan, info agar peserta mendapat kejelasan soal kedatangan narasumber," kata Rahmad. (Yus)
Penjemputan itu membuat Subur tak bisa menjadi pembicara di diskusi Pergerakan Perhimpunan Indonesia (PPI) di rumah Anas Urbaningrum, Jumat 19 Oktober 2013. Pada acara tersebut, Rahmad menjadi moderator.
Rahmad menyatakan dirinya memang menginformasikan bahwa Subur sedang berada di kantor BIN di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan. Subur berangkat tapi tidak dijemput staf BIN.
"Info tersebut saya dapatkan dari Saudara Sri Mulyono yang bertugas menjemput Pak Subur," kata Rahmad dalam jumpa pers di kediaman Anas Urbaningrum.
Mengetahui Subur ada di kantor BIN, Sri Mulyono menuju Kalibata. Sesampai di kantor BIN, Sri Mulyono langsung berkomunikasi dengan Subur via telepon genggam.
Dalam percakapan itu, Subur memberi tahu, pertemuan dengan Kepala BIN seharusnya berlangsung pukul 10.00 WIB. Namun ditunda karena Kepala BIN harus menjemput Presiden SBY.
"Karena itulah Pak Subur diminta untuk menunggu sampai setelah shalat Jumat, jam 1 siang. Akhirnya disampaikan Pak Subur tidak bisa hadir dalam dialog di PPI. Sri Mulyono diminta tidak usah menunggu di kantor BIN," kata mantan Wakil Direktur Eksekutif DPP Partai Demokrat itu.
Tidak berhasil jemput Subur, Sri Mulyono kembali ke rumah Anas dan menyampaikan informasi tersebut. "Itu yang saya sampaikan, info agar peserta mendapat kejelasan soal kedatangan narasumber," kata Rahmad. (Yus)