JK, Capres Pilihan Publik dari Golkar

Menjelang suksesi kepemimpinan pada 2014, partai politik terus giat menjaring calon presiden dengan pola dan strateginya masing-masing.

oleh Liputan6 diperbarui 21 Okt 2013, 08:56 WIB
Citizen6, Jakarta: Menjelang suksesi kepemimpinan pada 2014, partai politik terus giat menjaring calon presiden dengan pola dan strateginya masing-masing. Beberapa Parpol telah memilih dan mendeklarasikan pasangan Capres dan Cawapresnya, sementara Parpol lainnya masih terus giat menjajaki sosok Capres dan Cawapres dengan strategi dan pertimbangan politik yang matang.

Partai Golkar telah menetapkan Abu Rizal Bakrie sebagai Capres beberapa bulan yang lalu. Awalnya terlihat mulus, namun belakangan internal Golkar terbelah terkait pencapresan Abu Rizal Bakrie. Pencapresan ARB, sapaan akrab Abu Rizal Bakrie, menjadi pro kontra di internal Golkar karena elektabilitas ARB dinilai tidak kunjung mengalami peningkatan.  Ada yang bersikap ekstrim ada pula yang diplomatis dalam menunjukkan sikap politiknya atas pencapresan ARB.   

Menentukan sosok pilihan publik sangat signifikan bagi Partai Golkar. Selain untuk mendongkrak elektabilitas Golkar pada Pemilu Legislatif 2014 juga untuk menyuguhkan figur pemimpin nasional yang menjadi pilihan rakyat, mengingat Presiden dipilih langsung oleh rakyat. Salah dalam menentukan dan menyodorkan sosok pemimpin nasional dari Partai Golkar kepada publik bisa berakibat fatal terhadap Partai Golkar. Selain menetapkan kriteria secara internal dari Golkar, Partai Golkar haruslah juga memperhatikan aspek kecenderungan publik dalam menentukan sosok pemimpin nasionalnya.  

Lembaga Survei Independen Nusantara (LSIN) menyelenggarakan survei nasional rentang waktu 15 Agustus 2013 sampai 20 September 2013 dengan melibatkan 1.500 responden. Ribuan responden yang berasal dari 34 provinsi  di Indonesia tersebut di tambah beberapa responden dari luar negeri, untuk menjajaki aspirasi publik terhadap munculnya pemimpin nasional dari partai Golkar.     
 
Direktur eksekutif LSIN, Yasin Mohammad mengatakan, ketika responden diajukan pertanyaan siapakah Capres yang layak menurut Anda dari partai Golkar? Responden mengajukan beberapa nama yang dinilai pantas menjadi Capres Golkar yaitu; Abu Rizal Bakrie, Agung Laksono, Jusuf Kalla, dan Akbar Tanjung.  
 
"Dari keempat sosok di atas nama Jusuf Kalla menarik untuk dicermati, JK sapaan akrab Jusuf Kalla, menempati posisi teratas dengan selisih yang terpaut cukup jauh dengan calon lain. Bahkan elektabilitas JK mengungguli Abu Rizal Bakrie. Saat ini tingkat keterpilihan Jusuf Kalla atau JK sebagai Capres pilihan publik dari Golkar mencapai 36,9%, disusul kemudian Abu Rizal Bakrie 30,6%, Akbar Tanjung 6,5%, Agung Laksono 3,5%, dan Kemudian sisanya 1,9% tersebar pada nama-nama lainnya seperti Prio Budi Santoso, dan nama-nama kalangan artis dari Golkar. Selebihnya 20,6% tidak menjawab atau tidak tahu sosok yang pantas menjadi Capres dari Golkar," tutur Yasin.

Menarik mencermati sosok JK, berdasarkan hasil survei LSIN, ia diminati secara luas dan dari beragam kalangan baik dari sisi demografi, geografi, sosio ekonomi, dan latar belakang politik responden. JK diminati tidak hanya oleh simpatisan Golkar tapi juga oleh simpatisan partai lain. Dari aspek demografi JK diminati oleh pemilih secara merata, bahkan secara geografis dukungan JK merata di seluruh provinsi di Indonesia.

Yasin Mohammad menambahkan, fenomena tersebut tidak lepas dari sosok JK sebagai Mantan Wakil Presiden RI (2004-2009) dan Capres 2009, JK juga pernah menjabat ketua umum Golkar. Selain itu elektabilitas JK juga didukung dengan kegiatan sensitifitas sosialnya melalui lembaga-lembaga seperti kegiatan sosial lewat Dewan Masjid, PMI, dan kegiatan safari politiknya yang sudah dilakukan sejak lama.

Sementara elektablitas Abu Rizal Bakrie, yang saat ini menjabat ketua umum Golkar berada di bawah JK, dari aspek ideologi politik ARB diminati oleh simpatisan Golkar dan simpatisan Parpol lainnya. Secara geografis ARB banyak diminati penduduk di wilayah Jawa, Kalimantan, dan Indonesia Timur, namun minim di pulau Sumatra.

Dari aspek demografi ARB diminati secara merata dari sisi penghasilan ekonomi, usia, agama, dan kultur. Elektabilitas ARB didorong dari posisinya sebagai ketua umum Golkar sehingga agenda politik Golkar berada dalam genggamannya. Kegiatan-kegiatan sosial secara personal juga memberikan dampak terhadap elektabilitasnya, seperti memberikan beasiswa pendidikan, bantuan ke nelayan dan petani, didukung lagi dengan sosialisasi yang intens baik melalui media telivisi maupun bentuk iklan lainnya. Meski demikian, elektabilitas ARB masih berada di bawah JK, ditambah lagi masyarakat masih mengenal ARB bersamaan pula hal-hal negatif yang masih melekat pada dirinya terutama kasus Lapindo.   

Kemudian Agung Laksono banyak diminati oleh simpatisan Golkar dari kalangan menengah atas, secara geografis merata di seluruh Provinsi. Terakhir Akbar Tanjung yang banyak diminati kalangan simpatisan Golkar di wilayah perkotaan secara geografis merata di seluruh Provinsi. Yasin Mohammad menjelaskan melalui rilisnya.  
Survey LSIN ini mengambil sampel sepenuhnya secara acak (probability sampling), menggunakan metoda penarikan sampel acak bertingkat (multistage random sampling), dengan memperhatikan urban/rural dan proporsi antara jumlah sampel dengan jumlah penduduk di setiap provinsi.

Responden adalah penduduk Indonesia yang berumur minimal 17 tahun, dengan didasarkan pada aspek gender, geografi, sosio kultural dan sosio ekonomi, dan ideologi politik responden. Tingkat kepercayaan survei ini adalah 95% dengan Margin of error sebesar kurang lebih 3,1%. Pengumpulan data dilakukan melalui dua cara yaitu melalui telpon dengan panduan kuesioner dan wawancara langsung dengan panduan kuesioner oleh surveyor yang tersebar di seluruh provinsi. (Yasin Mohammad/mar)

Yasin Mohammad adalah Direktur Eksekutif Lembaga Survei Independen Nusantara dan pewarta warga.


Mulai 16 Oktober-1 November ini, Citizen6 mengadakan program menulis bertopik "6 Alasan Aku Cinta Indonesia". Ada merchandise eksklusif bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.

Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya