Tahun 2008 lalu, tim ilmuwan di Boston University College of Engineering berhasil menciptakan teknologi nirkabel yang dapat mengirimkan koneksi data melalui perantara cahaya lampu LED dengan kecepatan 10 Mbps (megabyte per second).
Melanjutkan gagasan tersebut, saat ini sekelompok peneliti di Universitas Fudan, Shanghai tengah mengembangkan bola lampu LED yang dapat memancarkan sinyal Wi-Fi, dengan nama Li-Fi. Agar dapat memancarkan sinyal, Li-Fi ditanami sebuah microchip - diklaim mampu mengirim koneksi data hingga 150 Mbps - jauh lebih cepat daripada koneksi Wi-Fi rata-rata di China.
Koneksi data yang terkirim dipancarkan melalui perantara cahaya. Nantinya cahaya dari sinar lampu yang dipancarkan dari LED akan menggantikan teknologi sinyal radio yang biasa digunakan untuk jalur Wi-Fi. Untuk merealisasikan temuannya, peneliti akan memamerkan 10 bola lampu LED pintar ini di ajang International Industry Fair di Shanghai, bulan depan.
Para ahli berpendapat, microchip yang ada pada lampu LED dapat memancarkan sinyal nirkabel lebih baik ketimbang koneksi internet nirkabel pada umumnya. Lampu LED juga mengonsumsi energi yang jauh lebih sedikit daripada teknologi sebelumnya.
Menurut Mail Online, Senin (21/10/2013), Li-Fi dilaporkan hanya menggunakan lima persen dari energi yang dibutuhkan untuk daya perangkat wifi-emitting lainnya. Sistem kerjanya juga bergantung pada sistem pendingin untuk memasok internet ke menara Base Transceiver Station (BTS).
Teknologi Li-Fi dianggap lebih aman dari teknologi jaringan yang ada saat ini. Hal itu disebabkan karena cahaya putih dari lampu tidak dapat menembus permukaan seperti dinding, sehingga dapat mengurangi risiko penyadapan atau pencurian data. (isk/vin)
Melanjutkan gagasan tersebut, saat ini sekelompok peneliti di Universitas Fudan, Shanghai tengah mengembangkan bola lampu LED yang dapat memancarkan sinyal Wi-Fi, dengan nama Li-Fi. Agar dapat memancarkan sinyal, Li-Fi ditanami sebuah microchip - diklaim mampu mengirim koneksi data hingga 150 Mbps - jauh lebih cepat daripada koneksi Wi-Fi rata-rata di China.
Koneksi data yang terkirim dipancarkan melalui perantara cahaya. Nantinya cahaya dari sinar lampu yang dipancarkan dari LED akan menggantikan teknologi sinyal radio yang biasa digunakan untuk jalur Wi-Fi. Untuk merealisasikan temuannya, peneliti akan memamerkan 10 bola lampu LED pintar ini di ajang International Industry Fair di Shanghai, bulan depan.
Para ahli berpendapat, microchip yang ada pada lampu LED dapat memancarkan sinyal nirkabel lebih baik ketimbang koneksi internet nirkabel pada umumnya. Lampu LED juga mengonsumsi energi yang jauh lebih sedikit daripada teknologi sebelumnya.
Menurut Mail Online, Senin (21/10/2013), Li-Fi dilaporkan hanya menggunakan lima persen dari energi yang dibutuhkan untuk daya perangkat wifi-emitting lainnya. Sistem kerjanya juga bergantung pada sistem pendingin untuk memasok internet ke menara Base Transceiver Station (BTS).
Teknologi Li-Fi dianggap lebih aman dari teknologi jaringan yang ada saat ini. Hal itu disebabkan karena cahaya putih dari lampu tidak dapat menembus permukaan seperti dinding, sehingga dapat mengurangi risiko penyadapan atau pencurian data. (isk/vin)