Bocoran data terbaru dari buron Amerika Serikat, Edward Snowden, kembali membuat pemerintah Meksiko meradang.
Meksiko mengutuk keras dugaan bahwa AS, melalui Badan Keamanan Nasional (NSA), menyadap mantan Presiden Felipe Calderon pada 2010. Data teranyar yang dibocorkan Snowden dalam artikel media Jerman, Der Spiegel.
Kementerian Luar Negeri Meksiko menyebut, aksi intelijen itu "tak bisa diterima dan ilegal". Serta mengganggu hubungan dua negara bertetangga itu. Presiden Barack Obama diminta melakukan penyelidikan menyeluruh terhadap dugaan tersebut.
Dalam pernyataan resmi, Kemenlu Meksiko mengatakan, pihaknya akan terus menekankan pentingnya investigasi melalui cara-cara diplomatik. "Dalam hubungan antara tetangga dan partner, tak ada celah untuk praktik-praktik seperti yang diduga telah terjadi," kata dia seperti dimuat BBC News, Senin (21/10/2013).
Laporan sebelumnya juga menyebut, NSA telah menyadap komunikasi antara Presiden saat ini, Enrique Pena Nieto -- sebelum ia menjabat pada 2012 dengan Presiden Brasil Dilma Rousseff.
Pengungkapan itu menuai tanggapan tajam dari Brasil, bahkan kunjungan Presiden Rousseff ke AS bulan depan ditunda.
Duta Besar AS untuk Brasil, Thomas Shannon, sempat dipanggil ke Kementerian Luar Negeri Brasil untuk menjelaskan klaim itu.
NSA juga diduga mengintip data elektronik dari sejumlah petinggi Amerika Latin lain, termasuk dari Venezuela dan Ekuador.
Dalam pertemuan G20 di Rusia bulan lalu, Presiden Obama berjanji menginvestigasi dugaan spionase terhadap Presiden Brasil dan mitranya yang asal Meksiko itu.
"Apa yang saya dapatkan dari Presiden Obama adalah janji melakukan investigasi penuh...dan jika terbukti, sanksi akan dijatuhkan," kata Presiden Enrique Pena Nieto. (Ein/Yus)
Meksiko mengutuk keras dugaan bahwa AS, melalui Badan Keamanan Nasional (NSA), menyadap mantan Presiden Felipe Calderon pada 2010. Data teranyar yang dibocorkan Snowden dalam artikel media Jerman, Der Spiegel.
Kementerian Luar Negeri Meksiko menyebut, aksi intelijen itu "tak bisa diterima dan ilegal". Serta mengganggu hubungan dua negara bertetangga itu. Presiden Barack Obama diminta melakukan penyelidikan menyeluruh terhadap dugaan tersebut.
Dalam pernyataan resmi, Kemenlu Meksiko mengatakan, pihaknya akan terus menekankan pentingnya investigasi melalui cara-cara diplomatik. "Dalam hubungan antara tetangga dan partner, tak ada celah untuk praktik-praktik seperti yang diduga telah terjadi," kata dia seperti dimuat BBC News, Senin (21/10/2013).
Laporan sebelumnya juga menyebut, NSA telah menyadap komunikasi antara Presiden saat ini, Enrique Pena Nieto -- sebelum ia menjabat pada 2012 dengan Presiden Brasil Dilma Rousseff.
Pengungkapan itu menuai tanggapan tajam dari Brasil, bahkan kunjungan Presiden Rousseff ke AS bulan depan ditunda.
Duta Besar AS untuk Brasil, Thomas Shannon, sempat dipanggil ke Kementerian Luar Negeri Brasil untuk menjelaskan klaim itu.
NSA juga diduga mengintip data elektronik dari sejumlah petinggi Amerika Latin lain, termasuk dari Venezuela dan Ekuador.
Dalam pertemuan G20 di Rusia bulan lalu, Presiden Obama berjanji menginvestigasi dugaan spionase terhadap Presiden Brasil dan mitranya yang asal Meksiko itu.
"Apa yang saya dapatkan dari Presiden Obama adalah janji melakukan investigasi penuh...dan jika terbukti, sanksi akan dijatuhkan," kata Presiden Enrique Pena Nieto. (Ein/Yus)