Utang Baru Charoen Phokphand Terbesar Sejak Krismon 98

Sebanyak 20 perbankan bersedia memberikan pinjaman US$ 500 juta tanpa jaminan kepada perusahaan.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 21 Okt 2013, 14:40 WIB
PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) mengantongi pinjaman senilai US$500 juta atau setara dengan Rp 5,4 triliun (kurs Rp 10.900 per dolar AS) dari sindikasi 20 bank lokal dan internasional. Besarnya dana itu didapatkan CPIN tanpa harus menjaminkan aset perusahaan sedikitpun.

"Kenapa kami memilih sindikasi tidak bond? kalau bonds karena alasan efisiensi, kalau bond bunganya lebih tinggi. Selain itu, sindikasi kali ini bunganya lebih rendah dari sindikasi sebelumnya," kata Direktur Keuangan Charoen Phokphand, Ong Mei Sian, di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Senin (21/10/2013).

Selain bunga lebih murah, sindikasi perbankan juga menawarkan cara yang lebih efektif dalam pembayaran kembali (refinancing) semua outstanding pinjaman perbankan perusahaan dalam sindikasi sebelumnya.

Dalam pinjamannya kali ini, Charoen Phokphand memperoleh pendanaan dalam dua mata uang masing-masing rupiah senilai Rp 2 triliun dan dolar AS senilai US$ 325 juta. Keputusan ini ditempuh karena perusahaan mengantongi utang dalam dua mata uang tersebut.

Fasilitas pinjaman senilai US$500 juta tersebut juga termasuk dalam utang yang diberikan tanpa penjaminan (unsecured basis). Fasilitas pinjaman kali ini terbagi atas dua jenis yaitu amortizing term loan facility senilai US$ 130 juta dan Rp 800 miliar dengan jangka waktu pengembalian lima tahun.

Pinjaman kedua berupa revolving credit facility senilai US$ 195 juta dan Rp 1,2 triliun dengan jangka waktu pengembalian tiga tahun dan 2 tahun opsi perpanjangan dengan diskresi dari kreditur.

Sebelumnya Corporate Secretary CPIN, Hadjianto Kartika mengungkapkan utang yang diterima perusahaan kali ini merupakan pinjaman terbesar yang pernah diperoleh usai krisis global di tahun 1998.

"Ini menjadi bukti pengakuan kreditur terhadap CPIN sebagai perusahaan dengan kinerja mumpuni, terutama dalam lima tahun terakhir, serta memiliki potensi ke depan yang sangat prospektif," katanya.

Sebagai informasi, pendapatan CPIN selama semester I-2013 mencapai Rp 11,9 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 1,5 triliun. (Yas/Shd)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya