Bocoran Edward Snowden: AS Sadap 70 Juta Telepon Warga Prancis

NSA diduga memonitor dan merekam lebih dari 70 juta panggilan telepon yang dibuat di Prancis selama periode 30 hari.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 21 Okt 2013, 17:18 WIB
Satu per satu, aktivitas intelijen Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) bocor lewat dokumen rahasia yang diungkap Edward Snowden. Setelah membuat sejumlah negeri Amerika Latin meradang karena petingginya disadap, kini giliran rakyat Prancis yang bakal jengkel.

NSA diduga memonitor dan merekam lebih dari 70 juta panggilan telepon di Prancis selama periode 30 hari. Demikian media Prancis, Le Monde, mengutip dokumen Snowden.

"Komunikasi telepon warga negara Prancis disadap secara masif," demikian dikabarkan Le Monde dalam edisi Bahasa Inggris, seperti dimuat CNN, Senin (21/10/2013).

Aksi mata-mata lembaga AS tersebut diduga dilakukan pada 10 Desember 2012 sampai 8 Januari 2013. NSA menyadap rata-rata 3 juta data per hari.

Menurut artikel Le Monde, begini sistem bekerja: "Saat sebuah nomor telepon digunakan di Prancis, ia akan mengaktifkan sinyal yang secara otomatis memicu rekaman panggilan. Kelihatannya sistem pengawasan tersebut juga mengambil data SMS dan konten-konten lain menggunakan kata kunci. Akhirnya, NSA diduga menyimpan data histori koneksi masing-masing target -- atau meta-data.

Belum jelas dari artikel tersebut, apakah percakapan secara keseluruhan disadap atau hanya data seputar panggilan: nomor tujuan atau waktu.

Prancis Meradang

Seperti dikabarkan BBC, Menlu Prancis Laurent Fabius memanggil Dubes AS untuk negara itu. Prancis meradang dan menyebut hal yang dilakukan sekutunya itu "tak bisa diterima".

Menteri Dalam Negeri Prancis, Manuel Valls mengatakan, dugaan tersebut sangat mengejutkan. "Jika negara sekutu memata-matai Prancis itu sama sekali tak bisa diterima," tegas dia.

Laporan Le Monde menyusul artikel media Jerman, Der Spiegel yang menyebut, NSA secara 'sistematis' memata-matai Pemerintah Meksiko. Dengan cara meretas surat elektronik (e-mail) mantan Presiden Felipe Calderon, juga anggota kabinet lain. Informasi itu juga diketahui dari dokumen Snowden.

"Praktik ini tidak dapat diterima, tidak sah, dan melawan hukum Meksiko juga internasional," kata pihak Kementerian Luar Negeri Meksiko.

Sementara, pihak NSA sudah sejak awal menegaskan, "Tak akan menanggapi secara terbuka terkait dugaan kegiatan intelijen tertentu. Soal kebijakan yang kami ambil sudah jelas, AS mengumpulkan data intelijen luar negeri seperti yang dikumpulkan semua negara."

Mengutip pernyataan Obama dalam Sidang Majelis Umum PBB, NSA menambahkan, pihaknya sedang meninjau ulang cara pengumpulan data intelijen. "Jadi kami akan mempertimbangkan kekhawatiran keamanan warga negara dan pihak sekutu, juga privasi semua orang," ujar pihak NSA. (Ein/Yus)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya