Pengacara Farhat Abbas begitu ngotot dalam kasus video porno yang melibatkan Ariel, Luna Maya dan Cut Tari. Suami Nia Daniaty ini tidak ingin melewatkan kesempatan untuk menyeret ketiganya ke penjara.
Melalui Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) nya, Lembaga Sosial Masyarakat Hukum Jamin Rakyat, Farhat melaporkan Luna, Ariel dan Cut Tari ke Polda Metro Jaya. Sampai akhirnya, kasus ini diambil alih Mabes Polri.
"Mereka harus dipenjara karena melanggar norma agama dan undang-undang pornografi," kata Farhat saat ramai kemunculan video porno mirip Ariel dan Luna.
Selain itu, Farhat juga mendesak penyidik membekuk pelaku yang menyebarkan video hubungan intim itu dengan jeratan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Pasal 27 tentang Informasi Transaksi Elektronik (ITE).
Desakan Farhat pun akhirnya direspon Mabes Polri dengan menahan vokalis Noah, Ariel selama masa penyidikan. Farhat mengungkap bahwa pelaku dari video tersebut harus mendapatkan hukuman setimpal.
Dalam keterangannya, baik Luna maupun Ariel membantah jika merekalah yang ada dalam video porno tersebut. Lantaran sedikit geram dengan proses penyelidikan yang berjalan lambat, tak tanggung-tanggung Farhat menantang para pelaku yang ada dalam video tersebut untuk melakukan sumpah pocong.
"Kalau polisi nggak tegas, maka mereka nggak akan ngaku. Sekarang berani nggak OC Kaligis, Ariel, dan Luna sumpah pocong. Sekalian sama Cut Tari dan suaminya, berani nggak," kata Farhat.
Dalam kasus Ariel, Farhat juga menyindir Ahmad Dhani yang mencari sensasi dalam kasus video porno tersebut. Langkah Dhani yang akan membuat konser For Free Ariel, dinilai sebagai tindakan mengada-ada.
"Dhani itu menurut saya terlalu mengada-ada dan mencari sensasi dengan membuat konser untuk Ariel, karena belum tentu Ariel-nya senang dibuatkan konser," ungkap Farhat.
"Solidaritas ya solidaritas tapi nggak perlu buat konser, karena Ariel kan berbuat perilaku yang tercela, memvideokan istri orang, dan itu nggak pantas," katanya.
Bersama LSM nya itu pula Farhat sempat melayangkan somasi kepada label Falcon yang merekrut Norman Kamaru. Farhat beralasan jika joget India yang dibawakan Norman dianggap tidak berbudaya.
"Kami LSM Hajar Indonesia meminta untuk tidak membudayakan joged, goyang dan lagu India, dengan alasan tidak layak dan tidak pantas anggota Polri membudayakan budaya India. Terlebih lagi Anda Direktur PT. Falcon Interactive, juga merupakan keturunan India. Jangan hanya karena adanya pertimbangan ekonomis dan keuntungan pribadi, sehingga mengesampingkan budaya Indonesia," kata Farhat.
Tak selesai sampai disitu, Farhat juga menyindir Norman Kamaru yang memutuskan untuk berhenti dari Kepolisian dan memilih untuk menjadi penyanyi.
"Semenjak kenal duit, Norman sudah lupa diri. Kalau dulu kan bilangnya nggak mau jadi artis, ia ingin tetap jadi polisi karena ia adalah keluarga polisi. Tapi sekarang dia malah mundur, dia tidak bertanggung jawab. Orang kan selama ini tertarik dengan dia karena dia polisi," kata Farhat.
Farhat juga tidak menampik jika tawaran besar dari label Falcon yang menaungi Norman bisa menjadi salah satu pemicu sang Brimob meninggalkan tugasnya. "Sejak dia masuk ke Falcon kan memang sudah dibayar besar. Tapi wajar lah, namanya label, dalam persaingan," pungkasnya.
Boyband Coboy Junior juga sempat menjadi bahan keusilan Farhat. Farhat bahkan mengkritik anak-anak kecil Coboy Junior karena sudah bertingkah dewasa dengan berfoto dengan pacarnya. Bahkan, Farhat pernah berujar jika Coboy Junior sebaiknya dibubarkan.
Menanggapi hal itu, pihak Coboy Junior (CJR) pun berterima kasih terhadap Farhat yang mau menulis kritiknya terhadap CJR di akun twitternya.
"Bukannya kita nggak mau terima kritikan. Terima kasih Pak Farhat sudah menyempatkan waktunya buat menulis dan memberi masukan. Alhamdulillah, insya Allah ke depannya sudah baik," kata sang manajer Roy.
Tak selesai sampai disitu, setiap apapun yang berhubungan dengan CJR, Farhat selalu saja mengomentari dengan sinis.
"Kalau saya nggak kenal, saya nggak mau tahu. Dia nggak ada hubungan sama kami, nggak ada sangkut-pangkutnya. Mungkin dia Tuhan kalau memang punya kuasa membubarkan. Tapi ya terserah Farhat, kan itu pendapatnya, bebas," lanjutnya.(Adt)
Melalui Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) nya, Lembaga Sosial Masyarakat Hukum Jamin Rakyat, Farhat melaporkan Luna, Ariel dan Cut Tari ke Polda Metro Jaya. Sampai akhirnya, kasus ini diambil alih Mabes Polri.
"Mereka harus dipenjara karena melanggar norma agama dan undang-undang pornografi," kata Farhat saat ramai kemunculan video porno mirip Ariel dan Luna.
Selain itu, Farhat juga mendesak penyidik membekuk pelaku yang menyebarkan video hubungan intim itu dengan jeratan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Pasal 27 tentang Informasi Transaksi Elektronik (ITE).
Desakan Farhat pun akhirnya direspon Mabes Polri dengan menahan vokalis Noah, Ariel selama masa penyidikan. Farhat mengungkap bahwa pelaku dari video tersebut harus mendapatkan hukuman setimpal.
Dalam keterangannya, baik Luna maupun Ariel membantah jika merekalah yang ada dalam video porno tersebut. Lantaran sedikit geram dengan proses penyelidikan yang berjalan lambat, tak tanggung-tanggung Farhat menantang para pelaku yang ada dalam video tersebut untuk melakukan sumpah pocong.
"Kalau polisi nggak tegas, maka mereka nggak akan ngaku. Sekarang berani nggak OC Kaligis, Ariel, dan Luna sumpah pocong. Sekalian sama Cut Tari dan suaminya, berani nggak," kata Farhat.
Dalam kasus Ariel, Farhat juga menyindir Ahmad Dhani yang mencari sensasi dalam kasus video porno tersebut. Langkah Dhani yang akan membuat konser For Free Ariel, dinilai sebagai tindakan mengada-ada.
"Dhani itu menurut saya terlalu mengada-ada dan mencari sensasi dengan membuat konser untuk Ariel, karena belum tentu Ariel-nya senang dibuatkan konser," ungkap Farhat.
"Solidaritas ya solidaritas tapi nggak perlu buat konser, karena Ariel kan berbuat perilaku yang tercela, memvideokan istri orang, dan itu nggak pantas," katanya.
Bersama LSM nya itu pula Farhat sempat melayangkan somasi kepada label Falcon yang merekrut Norman Kamaru. Farhat beralasan jika joget India yang dibawakan Norman dianggap tidak berbudaya.
"Kami LSM Hajar Indonesia meminta untuk tidak membudayakan joged, goyang dan lagu India, dengan alasan tidak layak dan tidak pantas anggota Polri membudayakan budaya India. Terlebih lagi Anda Direktur PT. Falcon Interactive, juga merupakan keturunan India. Jangan hanya karena adanya pertimbangan ekonomis dan keuntungan pribadi, sehingga mengesampingkan budaya Indonesia," kata Farhat.
Tak selesai sampai disitu, Farhat juga menyindir Norman Kamaru yang memutuskan untuk berhenti dari Kepolisian dan memilih untuk menjadi penyanyi.
"Semenjak kenal duit, Norman sudah lupa diri. Kalau dulu kan bilangnya nggak mau jadi artis, ia ingin tetap jadi polisi karena ia adalah keluarga polisi. Tapi sekarang dia malah mundur, dia tidak bertanggung jawab. Orang kan selama ini tertarik dengan dia karena dia polisi," kata Farhat.
Farhat juga tidak menampik jika tawaran besar dari label Falcon yang menaungi Norman bisa menjadi salah satu pemicu sang Brimob meninggalkan tugasnya. "Sejak dia masuk ke Falcon kan memang sudah dibayar besar. Tapi wajar lah, namanya label, dalam persaingan," pungkasnya.
Boyband Coboy Junior juga sempat menjadi bahan keusilan Farhat. Farhat bahkan mengkritik anak-anak kecil Coboy Junior karena sudah bertingkah dewasa dengan berfoto dengan pacarnya. Bahkan, Farhat pernah berujar jika Coboy Junior sebaiknya dibubarkan.
Menanggapi hal itu, pihak Coboy Junior (CJR) pun berterima kasih terhadap Farhat yang mau menulis kritiknya terhadap CJR di akun twitternya.
"Bukannya kita nggak mau terima kritikan. Terima kasih Pak Farhat sudah menyempatkan waktunya buat menulis dan memberi masukan. Alhamdulillah, insya Allah ke depannya sudah baik," kata sang manajer Roy.
Tak selesai sampai disitu, setiap apapun yang berhubungan dengan CJR, Farhat selalu saja mengomentari dengan sinis.
"Kalau saya nggak kenal, saya nggak mau tahu. Dia nggak ada hubungan sama kami, nggak ada sangkut-pangkutnya. Mungkin dia Tuhan kalau memang punya kuasa membubarkan. Tapi ya terserah Farhat, kan itu pendapatnya, bebas," lanjutnya.(Adt)