[Riset Emiten] Bisnis Terintegrasi Untungkan Kalbe Farma

PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) diproyeksikan tumbuh baik ke depan ditunjang dari bisnis dan fleksibitas kas yang mendukung ekspansi.

oleh Agustina Melani diperbarui 23 Okt 2013, 07:30 WIB
PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) yang masuk ke bisnis nutrisi menunjang kinerja perseroan ke depan. Bisnis nutrisi ini dinilai berpotensi besar bagi perseroan sehingga tidak mengandalkan bisnis farmasi saja.

Dalam riset yang dikeluarkan PT Investa Saran Mandiri, bisnis PT Kalbe Farma Tbk adalah produksi dan distribusi berbagai produksi farmasi dan nutrisi yang mencakup 20 perusahaan baik di dalam negeri dan luar negeri.

Selain di Indonesia, Kalbe memiliki 10 cabang di luar negeri yaitu negara ASEAN antara lain Singapura, Filipina, Malaysia, Thailand, Kamboja, Vietnam, Myanmar. Selain itu, ada cabang di Sri Lanka, Nigeria dan Afrika Selatan.

Grup Kalbe juga menangani beberapa portofolio merek untuk produk obat resep, obat bebas, minuman energi dan nutrisi, yang dilengkapi dengan kekuatan bisnis kemasan dan distribusi.

Saat ini perseroan memiliki fokus bisnis pada empat divisi antara lain obat resep, produk kesehatan, nutrisi, distribusi dan kemasan. Dari empat divisi itu, divisi distribusi dan kemasan memberikan konstruksi paling besar mencapai 36%, disusul divisi obat resep sebesar 25%, nutrisi sebesar 22%, dan produk kesehatan sebesar 17%.

Data AC Nielsen tahun 2010 mencatat perseroan mengantongi pangsa pasar besar berdasarkan volume untuk obat maag, disusul obat diare, obat batuk, dan suplemen.

Investa Saran Mandiri menilai saham KLBF cenderung tertahan dalam dua bulan terakhir. Hal ini dipicu aksi demonstrasi buruh di kawasan pabrik Cikarang. "Kami memprediksikan demo ini akan membuat belanja modal PT Kalbe Farma Tbk tahun depan meningkat  terutama untuk pembelian mesin untuk mengganti tenaga manusia," ungkap ulasan PT Kalbe Farma Tbk, yang dikutip pada Selasa (22/10/2013).

Analis PT Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe menuturkan, pasar relatif memberikan premium hingga price earning/PE sebesar 40 kali untuk saham PT Kalbe Farma Tbk. "Premium sebesar ini diberikan karena saham KLBF relatif menjadi saham defensif seiring dengan nilai beta rendah dan relatif stabil serta posisi market leader untuk produk kesehatan dan obat OTC yang dijual bebas," kata Kiswoyo.

Kisyowo menambahkan, pihaknya menggunakan asumsi pertumbuhan sebesar 15% bagi PT Kalbe Farma Tbk selama lima tahun ke depan. Dengan asumsi itu didapatkan nilai valuasi harga wajar sebesar Rp 1.700 untuk setiap lembarnya.

PT Investa Saran Mandiri Tbk memperkirakan,  earning per share/EPS PT Kalbe Farma Tbk mencapai Rp 42,8 pada 2013 dari realisasi 2012 sebesar Rp 37. Target EPS PT Kalbe Farma Tbk di level Rp 50,8 pada 2014.

EPS merupakan salah satu alat analisis tingkat keuntungan perusahaan yang menggunakan konsep laba konvensional. EPS adalah salah satu dari dua alat ukur untuk mengevaluasi saham.

Selain itu, perseroan juga memiliki fleksibilitas kas yang mendukung kinerja perseroan ke depan. Berdasarkan laporan keuangan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), kas perseroan mencapai Rp 1,9 triliun pada 30 Juni 2013 dari 31 Desember 2012 senilai Rp 1,85 triliun.

Hingga semester pertama 2013, perseroan mencatatkan penjualan bersih senilai Rp 7,42 triliun dari periode sama tahun sebelumnya Rp 6,24 triliun. Laba yang diatribusikan (ditanggungkan) kepada pemilik entitas induk naik menjadi Rp 921,98 miliar pada semester pertama 2013 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 807,30 miliar.

Rekomendasi Saham
Dengan pertimbangan tersebut, Kiswoyo merekomendasikan buy saham PT Kalbe Farma Tbk. Target harga saham KLBF untuk 12 bulan ke depan Rp 1.600.

Pada perdagangan saham Selasa pekan ini, saham PT Kalbe Farma Tbk turun 1,46% ke level Rp 1.350 per saham.(A

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya