Pos Pengamanan TNI Didirikan di Pulau Nipah

Untuk mempertahankan pulau yang berbatasan langsung dengan Singapura itu, pemerintah berencana melakukan reklamasi. TNI AL akan membangun pos pengaman permanen dan periodik di pulau-pulau kecil lainnya.

oleh Liputan6 diperbarui 22 Feb 2004, 08:07 WIB
Liputan6.com, Pulau Nipah: Penggalian pasir laut secara besar-besaran bakal menenggelamkan Pulau Nipah, Kepulauan Riau. Untuk mempertahankan pulau yang berbatasan langsung dengan Singapura itu, pemerintah berencana melakukan reklamasi. Pelaksanaan reklamasi selama 18 bulan bakal menelan biaya Rp 80 miliar.

Jika proses reklamasi selesai, maka di pulau yang terletak di Selat Philips itu tersedia satu dermaga dan helipad. Pulau Nipah akan dijadikan obyek pariwisata yang memiliki hotel berbintang dan lapangan golf. Untuk sementara waktu, TNI Angkatan Laut yang penjaga perairan di Tanah Air, membuat prasasti yang menandakan Pulau Nipah milik Indonesia. Kepala Staf TNI AL Bernard Kent Sondakh mengatakan, pos pengaman yang bersifat permanen dan periodik juga didirikan di pulau-pulau kecil lainnya.

Penggalian pasir laut dapat menyebabkan abrasi sehingga lama kelamaan Pulau Nipah tenggelam. Saat air laut pasang laut, luas pulau ini hanya 1 hektare, tapi jika surut luasnya mencapai 62,83 ha. Saat ini di pulau tersebut hanya terlihat karang-karang dan bekas penambangan pasir. Terdapat pula jalan setapak selebar satu meter, sedangan bagian tengah pulau hampir tenggelam.

Jika Nipah tenggelam maka batas wilayah antara Indonesia dan Singapura bakal berubah. Perubahan itu dinilai merugikan Indonesia karena Pulau Nipah adalah titik acuan pengukuran garis median Singapura-Indonesia.

Keseriusan pemerintah pusat juga ditunjukkan saat Presiden Megawati berkunjung ke Pulau Nipah sepulang menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Delapan Negara Berkembang (KTT D-8) di Iran. Pada kesemoatan itu, Presiden menandatangani sebuah prasasti untuk menandai Pulau Nipah sebagai pulau terluar dari gugusan Nusantara [baca: Presiden Megawati Tiba di Tanah Air].(COK/Dewvina Oktora dan Dwi Guntoro)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya