Takut Ditertibkan, Pemilik Monyet Stop Ngamen

Wacana penertiban Jakarta 2014 bebas dari topeng monyet membuat Pengamen topeng moyet ketar ketir.

oleh Widji Ananta diperbarui 23 Okt 2013, 11:29 WIB
Wacana penertiban Jakarta 2014 bebas dari topeng monyet membuat Pengamen topeng moyet ketar ketir. Pemilik monyet di sekitaran daerah Cipinang Besar Selatan pun memutuskan untuk berhenti mengamen.

"Kalau ditangkapin begitu, saya yang rugi. Saya mau perintahkan anak buah saya untuk berhenti ngamen dulu," kata Taufan, pemilik 3 ekor monyet, di daerah Cipinang Besar, Jakarta Timur, Rabu (23/10/2013).

Lebih lanjut, pria asal Cirebon ini mengaku sempat menonton televisi tentang razia yang dilakukan Suku Dinas Peternakan Jakarta Timur bersama Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Ia menambahkan, yang terjaring razia, monyetnya dibawa ke ragunan, sedangkan orangnya ke panti sosial.

"Saya kan jadi takut nanti monyet saya diambil, malah nggak dapat ganti. Jadi saya putuskan untuk tidak mengeluarkan monyet, sampai Jokowi kasih ganti rugi yang sesuai. Kami ini sudah susah, kalau tidak diganti mau makan apa," tegasnya.

Dalam proses membuat Jakarta bebas topeng monyet, pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga berencana menganti rugi kepada para pengamen topeng monyet sebesar Rp 1 juta. Namun, Taufan mengaku membeli monyet itu dengan harga Rp 2 juta per ekor dan tidak sepadan biaya ganti rugi tersebut.

"Kalau cuma bayar Rp 1 juta, ya mana cukup. Biaya saya sudah besar pelihara monyet-monyet ini. Mau buka usaha kalau cuma Rp 1 Juta. Ya, saya akan minta yang sesuai kalau memang akan diganti," tukas Taufan. (Tnt/Yus)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya