Komisi Penanggulangan AIDS Pemprov DKI (KPAP) bersama Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) melakukan pelatihan pemahaman HIV/AIDS atau Training of Fasilitator Participatory Anction Research (ToF PAR).
"Target MDGs (Millenium Development Goals) poin 6a adalah 95% penduduk usia 15-24 tahun harus mengetahui dan memahami HIV/AIDS secara komprehensif. Namun semua tidak akan tercapai tanpa partisipasi masyarakat dan lembaga. Untuk itu perlu dipahami secara benar," kata Sekretaris KPAP DKI, Rohana Manggala, Jakarta, Rabu (23/10/2013).
Dari kegiatan tersebut Rohana menargetkan, alumni peserta menjadi lebih memahami HIV/AIDS. Kemudian diharapkan materi tentang itu dapat dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, selaku Ketua Pelaksana Harian KPAP DKI ini juga berharap alumni pelatihan ini dapat memberi informasi HIV/AIDS dari mulut ke mulut secara individu maupun kelompok di lingkungan sekolah, keluarga, dan sosial.
"Kita harapkan para alumni dapat berbagi ilmu dan menjalankan fungsi pemasaran sosial untuk promosi pencegahan penularan HIV/AIDS di usia remaja," kata Ahok.
Pelatihan yang berlangsung pada 23-25 Oktober itu dibagi ke dalam 3 angkatan. Angkatan pertama sebanyak 85 orang dari masyarakat umum, yaitu 45 remaja dari 6 agama, 20 remaja karang taruna, dan 20 remaja pendidikan nonformal-informal.
Sementara, angkatan kedua ToF PAR adalah siswa tingkat SLTA dari 40 sekolah di Jakarta yang masing-masing diwakili 2 siswa, perempuan dan laki-laki. Serta angkatan ketiga adalah guru bimbingan penyuluhan yang diwakili 2 guru tiap sekolah dari 40 sekolah di DKI.
Dinas Kesehatan DKI mencatat kasus HIV tertinggi di Jakarta terjadi pada periode 2011 hingga 2013 yaitu sebesar 83%. Umumnya berusia 25 sampai 44 tahun yang terjangkit virus HIV. Hal itu berarti penularan virus terjadi antara 5-10 tahun ke belakang usia tersebut. (Rmn/Ism)
"Target MDGs (Millenium Development Goals) poin 6a adalah 95% penduduk usia 15-24 tahun harus mengetahui dan memahami HIV/AIDS secara komprehensif. Namun semua tidak akan tercapai tanpa partisipasi masyarakat dan lembaga. Untuk itu perlu dipahami secara benar," kata Sekretaris KPAP DKI, Rohana Manggala, Jakarta, Rabu (23/10/2013).
Dari kegiatan tersebut Rohana menargetkan, alumni peserta menjadi lebih memahami HIV/AIDS. Kemudian diharapkan materi tentang itu dapat dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, selaku Ketua Pelaksana Harian KPAP DKI ini juga berharap alumni pelatihan ini dapat memberi informasi HIV/AIDS dari mulut ke mulut secara individu maupun kelompok di lingkungan sekolah, keluarga, dan sosial.
"Kita harapkan para alumni dapat berbagi ilmu dan menjalankan fungsi pemasaran sosial untuk promosi pencegahan penularan HIV/AIDS di usia remaja," kata Ahok.
Pelatihan yang berlangsung pada 23-25 Oktober itu dibagi ke dalam 3 angkatan. Angkatan pertama sebanyak 85 orang dari masyarakat umum, yaitu 45 remaja dari 6 agama, 20 remaja karang taruna, dan 20 remaja pendidikan nonformal-informal.
Sementara, angkatan kedua ToF PAR adalah siswa tingkat SLTA dari 40 sekolah di Jakarta yang masing-masing diwakili 2 siswa, perempuan dan laki-laki. Serta angkatan ketiga adalah guru bimbingan penyuluhan yang diwakili 2 guru tiap sekolah dari 40 sekolah di DKI.
Dinas Kesehatan DKI mencatat kasus HIV tertinggi di Jakarta terjadi pada periode 2011 hingga 2013 yaitu sebesar 83%. Umumnya berusia 25 sampai 44 tahun yang terjangkit virus HIV. Hal itu berarti penularan virus terjadi antara 5-10 tahun ke belakang usia tersebut. (Rmn/Ism)