Orangtua yang tahu benar arti kebersihan dengan mencuci tangan pakai sabun (CPTS) terkadang sedikit parno (paranoid) bila menemukan anaknya belum mencuci tangannya sebelum dan sesudah melakukan aktivitas. Ternyata, bila orangtua terlalu parno dan membuat anaknya menjadi sangat steril juga tak terlalu bagus.
Kepala Pusat Promosi Kesehatan Head of Center for Health Promotion Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dr. Lily S. Sulistyowati, MM mengatakan, anak yang hidupnya terlalu steril akibat ketakutan dari orangtuanya justru akan berdampak buruk untuk kekebalan anak itu sendiri.
"Anak terlalu steril banget juga enggak bagus. Itu berdampak buat kekebalannya, karena imunnya akan menjadi kurang. Jadi, biasa-biasa saja," kata Lily S Sulistyowati.
Hal ini disampaikan dr. Lily S. Sulistyowati, MM, dalam acara 'Dukung Anak NTT Capai Usia 5 Tahun' di the Cone fX Sudirman, Jakarta, Rabu (22/10/2013)
Lebih lanjut Lily mengatakan, yang terpenting dan harus selalu diingat oleh para orangtua adalah menerapkan kepada anak-anak untuk cuci tangan pakai sabun dalam 5 waktu yang pas. "Kalau cuci tangan sesuai 5 waktu ini, anak-anak akan terhindar dari penyakit diare itu," tambahnya.
Diterangkan Lily, lima waktu yang harus selalu diingat untuk cuci tangan pakai sabun adalah sebelum dan sesudah buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB), sebelum dan sesudah makan, sesudah bermain, dan sesudah melakukan aktivitas apa pun.
Seperti yang diketahui, penyakit diare dan ISPA dapat dicegah melalui kebiasaan yang sederhana, murah dan mudah, yaitu cuci tangan pakai sabun (CPTS) dengan air mengalir, yang dapat menurunkan risiko diare hingga 50 persen dan ISPA hingga 45 persen. Data ini sendiri dihimpun dari UNICEF. Untuk itu, sosialisasi cuci tangan pakai sabun memang dianjurkan.
(Adt/Mel/*)
Kepala Pusat Promosi Kesehatan Head of Center for Health Promotion Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dr. Lily S. Sulistyowati, MM mengatakan, anak yang hidupnya terlalu steril akibat ketakutan dari orangtuanya justru akan berdampak buruk untuk kekebalan anak itu sendiri.
"Anak terlalu steril banget juga enggak bagus. Itu berdampak buat kekebalannya, karena imunnya akan menjadi kurang. Jadi, biasa-biasa saja," kata Lily S Sulistyowati.
Hal ini disampaikan dr. Lily S. Sulistyowati, MM, dalam acara 'Dukung Anak NTT Capai Usia 5 Tahun' di the Cone fX Sudirman, Jakarta, Rabu (22/10/2013)
Lebih lanjut Lily mengatakan, yang terpenting dan harus selalu diingat oleh para orangtua adalah menerapkan kepada anak-anak untuk cuci tangan pakai sabun dalam 5 waktu yang pas. "Kalau cuci tangan sesuai 5 waktu ini, anak-anak akan terhindar dari penyakit diare itu," tambahnya.
Diterangkan Lily, lima waktu yang harus selalu diingat untuk cuci tangan pakai sabun adalah sebelum dan sesudah buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB), sebelum dan sesudah makan, sesudah bermain, dan sesudah melakukan aktivitas apa pun.
Seperti yang diketahui, penyakit diare dan ISPA dapat dicegah melalui kebiasaan yang sederhana, murah dan mudah, yaitu cuci tangan pakai sabun (CPTS) dengan air mengalir, yang dapat menurunkan risiko diare hingga 50 persen dan ISPA hingga 45 persen. Data ini sendiri dihimpun dari UNICEF. Untuk itu, sosialisasi cuci tangan pakai sabun memang dianjurkan.
(Adt/Mel/*)