Agar anak-anak terhindar dari penyakit diare dan ISPA ajarkan padanya untuk selalu cuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan menggunakan air mengalir, terutama di sekolah.
Pihak sekolah seharusnya mengajarkan dan menanamkan kepada muridnya untuk melakukan CTPS. Namun sayang, kondisi di banyak sekolah yang ada di Indonesia belum ada yang memenuhi untuk dapat mewujudkan kebiasaan baik ini. Sebab, di setiap sekolah jumlah kerannya jauh lebih sedikit dari jumlah kelas yang ada di sekolah tersebut.
Kepala Pusat Promosi Kesehatan Head of Center for Health Promotion Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dr. Lily S. Sulistyowati, MM mengatakan, ada baiknya jumlah keran di setiap sekolah sama banyaknya dengan jumlah kelas.
"Kalau ada tiap kelas di luarnya disediakan keran. Kalau ada 10 kelas, berarti ada 10 keran. Kalau bisa lebih," kata Lily S Sulitsyowati.
Hal ini dipaparkan dr. Lily S. Sulistyowati, MM dalam acara 'Dukung Anak NTT Capai Usia 5 Tahun' di the Cone fX Sudirman, Jakarta, Rabu (22/10/2013)
Dilanjutkan Lily S, bila kebanyakan sekolah hanya menyediakan 1 keran tapi jumlah kelasnya banyak sehingga sulit untuk mengampanyekan baiknya CPTS ini.
Seperti yang diketahui, penyakit diare dan ISPA dapat dicegah melalui kebiasaan yang sederhana, murah dan mudah, yaitu cuci tangan pakai sabun (CPTS) dengan air mengalir, yang dapat menurunkan risiko diare hingga 50 persen dan ISPA hingga 45 persen. Data ini sendiri dihimpun dari Unicef.
Untuk itu, sosialisasi cuci tangan pakai sabun memang dianjurkan.
(Adt/Mel/*)
Pihak sekolah seharusnya mengajarkan dan menanamkan kepada muridnya untuk melakukan CTPS. Namun sayang, kondisi di banyak sekolah yang ada di Indonesia belum ada yang memenuhi untuk dapat mewujudkan kebiasaan baik ini. Sebab, di setiap sekolah jumlah kerannya jauh lebih sedikit dari jumlah kelas yang ada di sekolah tersebut.
Kepala Pusat Promosi Kesehatan Head of Center for Health Promotion Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dr. Lily S. Sulistyowati, MM mengatakan, ada baiknya jumlah keran di setiap sekolah sama banyaknya dengan jumlah kelas.
"Kalau ada tiap kelas di luarnya disediakan keran. Kalau ada 10 kelas, berarti ada 10 keran. Kalau bisa lebih," kata Lily S Sulitsyowati.
Hal ini dipaparkan dr. Lily S. Sulistyowati, MM dalam acara 'Dukung Anak NTT Capai Usia 5 Tahun' di the Cone fX Sudirman, Jakarta, Rabu (22/10/2013)
Dilanjutkan Lily S, bila kebanyakan sekolah hanya menyediakan 1 keran tapi jumlah kelasnya banyak sehingga sulit untuk mengampanyekan baiknya CPTS ini.
Seperti yang diketahui, penyakit diare dan ISPA dapat dicegah melalui kebiasaan yang sederhana, murah dan mudah, yaitu cuci tangan pakai sabun (CPTS) dengan air mengalir, yang dapat menurunkan risiko diare hingga 50 persen dan ISPA hingga 45 persen. Data ini sendiri dihimpun dari Unicef.
Untuk itu, sosialisasi cuci tangan pakai sabun memang dianjurkan.
(Adt/Mel/*)