Perusahaan kimia milik pengusaha Prajogo Pangestu, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (PPIA) bakal menggelar ekspansi besar-besaran dengan membangun pabrik bahan ban styrene butadiene rubber (SBR) dan ban kendaraan.
Untuk membuktikan keseriusannya, Chandra Asri siap mengalokasikan investasi senilai US$ 500 juta pada tahap pertama. Sementara pada tahap kedua, perusahaan berencana membangun pabrik ban sendiri dengan nilai investasi senilai US$ 500 juta.
"Ini ekspansinya PT Candra Asri Petrochemichal, investasinya dibagi 2 step," ujar CEO PT Chandra Asri, Prajogo Pangestu di Kementerian Perindustrian, Jakarta Selatan, Rabu (23/10/2013).
Pada tahap pertama, pabrik bahan ban akan dibangun di wilayah Cilegon, Banten pada November mendatang. Pabrik ini diharapkan selesai pada akhir 2016. "Untuk step kedua, nanti akan diatur waktunya," lanjutnya.
Untuk tahap kedua, perusahaan berencana membangun pabrik ban sendiri dari yang sebelumnya telah bekerjasama dengan produsen ban ternama, Michelin. Sementara untuk bahan baku akan dipasok dari produksi tanaman karet yang telah ditanam perusahaan di daerah Jambi dan Kalimatan Timur.
"Kalau bikin ban kan perlu karet tulen, karet alam. Kami juga sudah tanam tanamannya, itu luasnya 50 ribu hektar pada dua lokasi itu," tandasnya.(Dny/Shd)
Untuk membuktikan keseriusannya, Chandra Asri siap mengalokasikan investasi senilai US$ 500 juta pada tahap pertama. Sementara pada tahap kedua, perusahaan berencana membangun pabrik ban sendiri dengan nilai investasi senilai US$ 500 juta.
"Ini ekspansinya PT Candra Asri Petrochemichal, investasinya dibagi 2 step," ujar CEO PT Chandra Asri, Prajogo Pangestu di Kementerian Perindustrian, Jakarta Selatan, Rabu (23/10/2013).
Pada tahap pertama, pabrik bahan ban akan dibangun di wilayah Cilegon, Banten pada November mendatang. Pabrik ini diharapkan selesai pada akhir 2016. "Untuk step kedua, nanti akan diatur waktunya," lanjutnya.
Untuk tahap kedua, perusahaan berencana membangun pabrik ban sendiri dari yang sebelumnya telah bekerjasama dengan produsen ban ternama, Michelin. Sementara untuk bahan baku akan dipasok dari produksi tanaman karet yang telah ditanam perusahaan di daerah Jambi dan Kalimatan Timur.
"Kalau bikin ban kan perlu karet tulen, karet alam. Kami juga sudah tanam tanamannya, itu luasnya 50 ribu hektar pada dua lokasi itu," tandasnya.(Dny/Shd)
