Royal Wedding Yogyakarta Diakhiri Upacara Pamitan

Dalam upacara pamitan, Sultan HB X menyampaikan nasihat kepada kedua mempelai sebagai bekal mereka mengarungi kehidupan rumah tangga.

oleh Muhammad Ali diperbarui 24 Okt 2013, 00:07 WIB
Prosesi pernikahan putri keempat Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat Sri Sultan Hamengku Buwono X, GKR Hayu dengan KPH Notonegoro diakhiri dengan upacara pamitan di Gedhong Jene Yogyakarta, Rabu (23/10/2013) malam.

"Upacara pamitan merupakan penutup dari serangkaian acara pernikahan GKR Hayu dengan KPH Notonegoro secara keseluruhan. Pamitan dilaksanakan malam hari setelah resepsi pernikahan di Kepatihan pada siang hari," kata Ketua Panitia Pernikahan GKR Hayu dengan KPH Notonegoro, KRT Yudahadiningrat di Yogyakarta.

Upacara pamitan dimulai dengan kedatangan GKR Hayu dan KPH Notonegoro beserta rombongan di Gedhong Jene. Kedatangan rombongan tersebut disambut Sri Sultan Hamengku Buwono X dan GKR Hemas yang telah duduk terlebih dulu di dalam Gedhong Jene.

Dalam upacara pamitan tersebut, Sultan HB X menyampaikan beberapa nasihat kepada kedua mempelai sebagai bekal mereka mengarungi kehidupan rumah tangga. "Dalam berumah tangga harus mengedepankan sikap saling menghormati, menghargai, dan mengisi," nasihat Sultan kepada kedua mempelai.

Upacara pamitan ditutup dengan penyampaian ucapan terima kasih dan permohonan maaf dari pihak keluarga mempelai pria yang disampaikan orang tua KPH Notonegoro, Kolonel Purn Sigim Mahmud dan Raden Ayu Nusye Retnowati. Selanjutnya dilakukan "sungkeman" oleh kedua mempelai kepada orang tua dan mertua.

Usai upacara pamitan di Gedhong Jene, GKR Hayu dan KPH Notonegoro beserta beserta rombongan kembali ke Gadri Bangsal Kasatrian dan istirahat sejenak di Gedhong Srikaton untuk menikmati hidangan malam.

Setelah itu kedua mempelai beserta orangtua pengantin pria kembali ke rumah. Mereka diantar GBPH Suryadiningrat dan GBPH Suryametaram beserta pasangan melalui Regol Magangan. (Ant/Ali)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya