Citizen6, Jakarta: Saat ini, perbedaan kelas di Ibukota Jakarta masih terasa sangat kental. Hal ini sangat dipengaruhi oleh faktor kesenjangan sosial antar masyarakat. Kehidupan masyarakat di Ibukota memang terasa mewah, namun di tengah kemewahan itu, masih banyak masyarakat Ibukota yang hidup kekurangan .
Negara Indonesia merupakan negara berkembang yang kesenjangan sosialnya sangat tinggi. Teknologi yang canggih di era globalisasi ini dengan mudahnya berkembang di tengah-tengah masyarakat Ibukota. Tentu teknologi sangat penting, namun bagaimana dengan masyarakat yang kekurangan?
Sebagian besar masyarakat Ibukota masih merasakan kesulitan ekonomi di tengah-tengah era ini, sebut saja Kampung Walang. Situasi kampung yang kumuh dan kurang layak sangat memprihatinkan. Walaupun mereka sudah terbiasa dengan kehidupan tersebut, tetapi sudah seharusnya pemerintah menunjang keamanan, perekonomian, dan pendidikan yang memadai bagi masyarakat kurang mampu.
"Saya ingin di kampung ini ada ketua RT nya. Soalnya di sini pemimpinnya masih ketua kelompok, jadi masih meresahkan," ungkap Bapak Hadi Hudsodo, warga Kampung Walang.
Pendidikan di Kampung Walang juga memprihatinkan. Banyak anak-anak yang ingin duduk di bangku sekolah namun fasilitas yang ada tidak memadai. Sebuah sekolah gratis didirikan pemerintah di Kampung Walang, tetapi kondisinya sangat terbatas.
"Di sini aku sekolahnya gratis, aku senang. Tapi aku ingin juga sekolah di gedung-gedung tingkat," kata Rudi (7), salah satu siswa Sekolah Darurat Kartini di Kampung Walang. (kelompok 3)
Mulai 16 Oktober-1 November ini, Citizen6 mengadakan program menulis bertopik "6 Alasan Aku Cinta Indonesia". Ada merchandise eksklusif bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.
Negara Indonesia merupakan negara berkembang yang kesenjangan sosialnya sangat tinggi. Teknologi yang canggih di era globalisasi ini dengan mudahnya berkembang di tengah-tengah masyarakat Ibukota. Tentu teknologi sangat penting, namun bagaimana dengan masyarakat yang kekurangan?
Sebagian besar masyarakat Ibukota masih merasakan kesulitan ekonomi di tengah-tengah era ini, sebut saja Kampung Walang. Situasi kampung yang kumuh dan kurang layak sangat memprihatinkan. Walaupun mereka sudah terbiasa dengan kehidupan tersebut, tetapi sudah seharusnya pemerintah menunjang keamanan, perekonomian, dan pendidikan yang memadai bagi masyarakat kurang mampu.
"Saya ingin di kampung ini ada ketua RT nya. Soalnya di sini pemimpinnya masih ketua kelompok, jadi masih meresahkan," ungkap Bapak Hadi Hudsodo, warga Kampung Walang.
Pendidikan di Kampung Walang juga memprihatinkan. Banyak anak-anak yang ingin duduk di bangku sekolah namun fasilitas yang ada tidak memadai. Sebuah sekolah gratis didirikan pemerintah di Kampung Walang, tetapi kondisinya sangat terbatas.
"Di sini aku sekolahnya gratis, aku senang. Tapi aku ingin juga sekolah di gedung-gedung tingkat," kata Rudi (7), salah satu siswa Sekolah Darurat Kartini di Kampung Walang. (kelompok 3)
Mulai 16 Oktober-1 November ini, Citizen6 mengadakan program menulis bertopik "6 Alasan Aku Cinta Indonesia". Ada merchandise eksklusif bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.