Transaksi investasi memiliki porsi terbesar pada acara Trade Expo Indonesia (TEI) ke-28 yang berlangsung 16-20 Oktober 2013. Total transaksi investasi mencapai US$ 1,068 miliar atau 58,49% dari keseluruhan total transaksi.
Jumlah ini merupakan pencapaian terbaik sepanjang penyelenggaraan TEI. Transaksi investasi itu berasal dari 14 negara yaitu Jepang, Inggris, Taiwan, Australia, Rusia, India, Mesir, Uni Emirat Arab, Nigeria, Thailand, Brasil, Korea Selatan, Hungaria, dan Afrika Selatan.
"Transaksi investasi ini banyak berasal dari banyak negara, dengan ajang ini dapat mempertemukan peserta yang memiliki peluang investasi dengan para investor yang datang ke Indonesia," ujar Direktur Pameran dan Saran Promosi Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Johny Ferauchi Djafar, saat konferensi pers di Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Kamis (24/10/2013).
Dia menjelaskan, kesepakatan investasi banyak terjadi pada sektor pertambangan, manufaktur (ban dan glassware), pengelolaan air bersih, pertanian, perdagangan, tekstil dan alat kesehatan.
Transaksi investasi terbesar berasal dari Inggris yang berinvestasi untuk pengolahan air minum di Purwakarta, Jawa Barat. Kemudian diikuti oleh Jepang untuk pengembangan ikan, Taiwan untuk industri tekstil dan keramik, serta Australia pada sektor peternakan sapi.
Nilai investasi ini berpotensi masih bisa terus bertambah meskipun TEI ini sendiri telah berakhir. Hal tersebut karena kesepakatan investasi masih akan membutuhkan waktu sehingga masih bisa untuk dilakukan kesepakatan lanjutan. "Ini masih bisa kita follow up terus," ujar Johny. (Dny/Ahm)
Jumlah ini merupakan pencapaian terbaik sepanjang penyelenggaraan TEI. Transaksi investasi itu berasal dari 14 negara yaitu Jepang, Inggris, Taiwan, Australia, Rusia, India, Mesir, Uni Emirat Arab, Nigeria, Thailand, Brasil, Korea Selatan, Hungaria, dan Afrika Selatan.
"Transaksi investasi ini banyak berasal dari banyak negara, dengan ajang ini dapat mempertemukan peserta yang memiliki peluang investasi dengan para investor yang datang ke Indonesia," ujar Direktur Pameran dan Saran Promosi Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Johny Ferauchi Djafar, saat konferensi pers di Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Kamis (24/10/2013).
Dia menjelaskan, kesepakatan investasi banyak terjadi pada sektor pertambangan, manufaktur (ban dan glassware), pengelolaan air bersih, pertanian, perdagangan, tekstil dan alat kesehatan.
Transaksi investasi terbesar berasal dari Inggris yang berinvestasi untuk pengolahan air minum di Purwakarta, Jawa Barat. Kemudian diikuti oleh Jepang untuk pengembangan ikan, Taiwan untuk industri tekstil dan keramik, serta Australia pada sektor peternakan sapi.
Nilai investasi ini berpotensi masih bisa terus bertambah meskipun TEI ini sendiri telah berakhir. Hal tersebut karena kesepakatan investasi masih akan membutuhkan waktu sehingga masih bisa untuk dilakukan kesepakatan lanjutan. "Ini masih bisa kita follow up terus," ujar Johny. (Dny/Ahm)