Pameran Perdagangan Indonesia atau Trade Expo Indonesia (TEI) 2013 memang telah resmi berakhir. Transaksi senilai US$ 1,82 miliar pun dikantongi Indonesia dari perhelatan yang berlangsung hingga 20 Oktober tersebut.
Data Kementerian Perdagangan (Kemendag) menunjukan transaksi produk selama TEI berhasilkan mengumpulkan dana US$ 692,2 juta atau sekitar 37,91% dari total transaksi yang terjadi ajang tersebut. Sementara transaksi jasa mencapai US$ 65,9 juta atau sekitar 3,61%.
Dari beragam produk yang ditawarkan, sebanyak 10 produk khas Indonesia menjadi incaran para pembeli baik dari dalam maupun luar negeri. Kesepuluh produk itu adalah pertanian, furnitur, otomotif dan komponennya, kopi, makanan dan minuman.
Produk lainnya adalah tekstil dan produk tekstil, listrik dan produk elektronik, barang-barang kebutuhan rumah tangga, rempah-rempah serta kertas dan produk kertas.
Di sektor jasa, permintaan tenaga kerja Indonesia (TKI) paling banyak diincar berasal dari bidang konstruksi dan manufaktur, hospitality, minyak dan gas (Migas), terapis spa, teknologi informasi, serta tenaga perawat dan pengasuh.
"Permintaan sektor ini sebagian besar berasal dari Afrika Selatan, Australia, Malaysia, Suriname, Lesotho, RRT, Uni Emirat Arab, Taiwan, Irak dan juga Chile," ujar Menteri Perdagangan Gita Wirjawan saat konferensi pers di Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Kamis (24/10/2013).
Kemendag juga mengungkapkan, ajang pameran perdagangan tahun ini juga mencatat adanya transaksi bisnis pada enam kelompok produk dengan nilai transaksi terbesar berasal dari sektor otomotif senilai US$ 240 juta atau sekitar 31%.
Enam transaksi bisnis besar lainnya berasal dari sektor pesawat dan komponenyan sebesar US$ 156 juta atau 20%, elektronik US$ 140 juta atau 18%, Migas US$ 60 juta atau 7,7%, produk kayu US$ 42 juta dan produk kimia sebesar US$ 28 juta.
Dirjen Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan Pos Hutabarat menambahkan, produk-produk dari industri pertahanan juga memiliki catatan positif pada ajang TEI. Sejumlah produk pertahanan dari PT Pindad dan PT Dirgantara Indonesia banyak memasok komponen pesawat untuk beberapa negara di Eropa dan Afrika.
"Ada beberapa senjata yang sudah kita ekspor, kemudian ada juga peluru dan simulator penerbangan yang diproduksi di Indonesia. Ini semua mendorong potensi industri pertahanan," tandasnya.(Dny/Shd)
Data Kementerian Perdagangan (Kemendag) menunjukan transaksi produk selama TEI berhasilkan mengumpulkan dana US$ 692,2 juta atau sekitar 37,91% dari total transaksi yang terjadi ajang tersebut. Sementara transaksi jasa mencapai US$ 65,9 juta atau sekitar 3,61%.
Dari beragam produk yang ditawarkan, sebanyak 10 produk khas Indonesia menjadi incaran para pembeli baik dari dalam maupun luar negeri. Kesepuluh produk itu adalah pertanian, furnitur, otomotif dan komponennya, kopi, makanan dan minuman.
Produk lainnya adalah tekstil dan produk tekstil, listrik dan produk elektronik, barang-barang kebutuhan rumah tangga, rempah-rempah serta kertas dan produk kertas.
Di sektor jasa, permintaan tenaga kerja Indonesia (TKI) paling banyak diincar berasal dari bidang konstruksi dan manufaktur, hospitality, minyak dan gas (Migas), terapis spa, teknologi informasi, serta tenaga perawat dan pengasuh.
"Permintaan sektor ini sebagian besar berasal dari Afrika Selatan, Australia, Malaysia, Suriname, Lesotho, RRT, Uni Emirat Arab, Taiwan, Irak dan juga Chile," ujar Menteri Perdagangan Gita Wirjawan saat konferensi pers di Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Kamis (24/10/2013).
Kemendag juga mengungkapkan, ajang pameran perdagangan tahun ini juga mencatat adanya transaksi bisnis pada enam kelompok produk dengan nilai transaksi terbesar berasal dari sektor otomotif senilai US$ 240 juta atau sekitar 31%.
Enam transaksi bisnis besar lainnya berasal dari sektor pesawat dan komponenyan sebesar US$ 156 juta atau 20%, elektronik US$ 140 juta atau 18%, Migas US$ 60 juta atau 7,7%, produk kayu US$ 42 juta dan produk kimia sebesar US$ 28 juta.
Dirjen Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan Pos Hutabarat menambahkan, produk-produk dari industri pertahanan juga memiliki catatan positif pada ajang TEI. Sejumlah produk pertahanan dari PT Pindad dan PT Dirgantara Indonesia banyak memasok komponen pesawat untuk beberapa negara di Eropa dan Afrika.
"Ada beberapa senjata yang sudah kita ekspor, kemudian ada juga peluru dan simulator penerbangan yang diproduksi di Indonesia. Ini semua mendorong potensi industri pertahanan," tandasnya.(Dny/Shd)