Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menilai adanya kelalaian guru BP (bimbingan dan penyuluhan) dan guru wali kelas di SMP Jakarta Pusat terhadap munculnya video asusila yang dilakukan siswanya di ruang kelas.
"Kalau bisa nyalahin guru BP atau wali kelas. Kenapa bisa tahu atau tidak bisa deteksi kalau siswanya ada potensi semacam itu?" ujar pria yang kerap disapa Ahok di Balaikota DKI Jakarta, Kamis (24/10/2013).
Ahok mengatakan, untuk sanksi tidak bisa diberikan langsung kepada siswa. Karena itu, sebelumnya harus dilakukan penyelidikan terlebih dahulu mengenai siapa saja yang semestinya bertanggung jawab terkait kejadian tersebut.
Menurut Ahok, banyak faktor yang menyebabkan longgarnya pengawasan terhadap kegiatan siswa di sekolah. "Kita mesti selidiki. Guru-guru dan kepala sekolah kan sering pulang cepat juga. Bagaimana mengawasinya? Kita akan kirim inspektorat untuk cek salahnya di mana. Dinas Pendidikan tentunya," kata Ahok.
Setelah itu, lanjut mantan bupati Belitung Timur itu, inspektorat yang berwenang memberikan sanksi terkait kelalaian pengawasan tersebut. "Inspektorat yang beri sanksi nanti," ujarnya.
Ahok pun mengakui sebenarnya tidak hanya pengaruh dari lingkungan sekolah, tapi juga peran orang tua dan masyarakat juga diperlukan.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto mengatakan, pihaknya tidak menemukan paksaan antara siswi yang disebut korban dengan pelaku.
Kontak seksual antara 2 remaja itu diduga sudah terjadi beberapa kali."Dari pengamatan yang ada disimpulkan sementara, yang dilihat itu bukan pemaksaan atau pelecehan seksual. Tapi seperti suka sama suka," kata Rikwanto di Jakarta, Senin 21 Oktober. (Mvi/Yus)
"Kalau bisa nyalahin guru BP atau wali kelas. Kenapa bisa tahu atau tidak bisa deteksi kalau siswanya ada potensi semacam itu?" ujar pria yang kerap disapa Ahok di Balaikota DKI Jakarta, Kamis (24/10/2013).
Ahok mengatakan, untuk sanksi tidak bisa diberikan langsung kepada siswa. Karena itu, sebelumnya harus dilakukan penyelidikan terlebih dahulu mengenai siapa saja yang semestinya bertanggung jawab terkait kejadian tersebut.
Menurut Ahok, banyak faktor yang menyebabkan longgarnya pengawasan terhadap kegiatan siswa di sekolah. "Kita mesti selidiki. Guru-guru dan kepala sekolah kan sering pulang cepat juga. Bagaimana mengawasinya? Kita akan kirim inspektorat untuk cek salahnya di mana. Dinas Pendidikan tentunya," kata Ahok.
Setelah itu, lanjut mantan bupati Belitung Timur itu, inspektorat yang berwenang memberikan sanksi terkait kelalaian pengawasan tersebut. "Inspektorat yang beri sanksi nanti," ujarnya.
Ahok pun mengakui sebenarnya tidak hanya pengaruh dari lingkungan sekolah, tapi juga peran orang tua dan masyarakat juga diperlukan.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto mengatakan, pihaknya tidak menemukan paksaan antara siswi yang disebut korban dengan pelaku.
Kontak seksual antara 2 remaja itu diduga sudah terjadi beberapa kali."Dari pengamatan yang ada disimpulkan sementara, yang dilihat itu bukan pemaksaan atau pelecehan seksual. Tapi seperti suka sama suka," kata Rikwanto di Jakarta, Senin 21 Oktober. (Mvi/Yus)