Teknologi di Balik Make-up: Kendalikan Benda Lewat Kedipan Mata

Ahli komputer asal Brasil menggabungkan teknologi dengan perabot dandan seperti eyeshadow, eyeliner, bulu mata palsu, dan kuku buatan.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 25 Okt 2013, 03:49 WIB

Lupakan sejenak Google Glass atau smartwatch terbaru bikinan Samsung, sebab ide ahli komputer asal Brasil ini tak kalah revolusioner: mengkombinasikan teknologi dengan make-up alias perabot dandan.

Material konduktif dan tag nirkabel dipadu dengan sejumlah perlengkapan kecantikan termasuk eyeshadow, eyeliner, bulu mata palsu, dan kuku buatan -- dalam proyek yang disebut Beauty Technology.

Para penggunanya bisa mengedipkan mata atau mengetukkan kuku mereka ke permukaan tertentu untuk mengontrol sejumlah gadget, bahkan motor listrik pada drone.

Terobosan teknologi tersebut diciptakan oleh ilmuwan komputer perempuan, Katia Vega dan didemonstrasikaan dalam konferensi Interactive Tabletops and Surfaces di St Andrews University, Inggris awal bulan ini.

"Beauty Technology adalah perangkat yang bisa dipasang dan disembunyikan melekat pada permukaan tubuh," kata Vega seperti dimuat Daily Mail, 24 Oktober 2013.

Dia menambahkan, teknologinya seperti halnya produk kecantikan pada umumnya yang mudah dipasang dan dicopot, dirancang secara ergonomis untuk tubuh manusia, dan tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan penampilan fisik. Bedanya, ia punya kekuatan khusus selain daya pikat.

Untuk sistem Blinklifier, misalnya, Vega menambahkan sensor kecil pada eyeshadow. Dia kemudian menciptakan bulu mata palsu dilapisi larutan logam, lalu dilekatkan pada mata dengan stiker yang dilapisi dengan tinta konduktif.

Ketika pemakainya berkedip, atau menutup mata dalam waktu lebih dari setengah detik, sensor akan terhubung dengan bulu mata yang mengandung logam dan tinta konduktif untuk melengkapi sebuah sirkuit tegangan rendah. Lalu, ia bekerja secara nirkabel menggunakan frekuensi radio.


Foto dok. Liputan6.com


Sirkuit ini bisa menggerakkan aktuator atau motor kecil yang berada pada jarak tertentu. Saat mata terbuka dan koneksi terputus, motor tersebut akan mati.

Vega menggunakan make-up konduktif itu untuk menggerakkan drone listrik dan juga bisa digunakan pada produk lainnya.

Dia mengaku, ada sejumlah masalah yang dihadapi. Salah satunya, "Meskipun tinta yang kami gunakan tak berbahaya bagi tubuh manusia, namun belum mendapat persetujuan untuk digunakan pada kulit," kata dia.

Apalagi, jika menggunakannya sebagai eyeliner. "Karena produk ini larut dengan air, kelembaban mata dan kulit dapat menyebabkan masalah bagi pemakainya."

Sebagai jalan keluarnya, Vega dan timnya  menciptakan stiker yang terlihat seperti make up. "Yang konduktif dan mudah untuk melepasnya dari kulit."

Sementara, Beauty Technology Nails adalah kuku plastik palsu atau kuku akrilik yang dilengkapi dengan tag Radio-frequency Identification (RFID), magnet kecil, atau cat kuku konduktif .

Foto dok. Liputan6.com


RFID atau Identifikasi Frekuensi Radio adalah sebuah metode identifikasi dengan menggunakan sarana yang disebut label RFID. 

Magnet juga dapat dipasang untuk kuku untuk mengaktifkan magnetic switch dalam perangkat pintar termasuk sensor proximity di telepon. Itu berarti dengan alat itu, banyak hal bisa dilakukan.

"Bayangkan bahwa Anda tidak perlu kartu akses khusus untuk membuka pintu, untuk membayar tiket bus elektronik. Bayangkan Anda tidak perlu membawa tiket untuk nonton bioskop. Berbelanja di supermarket atau menyewa buku di perpustakaan tanpa dompet atau KTP, hanya tunjuk untuk membayar itu semua. Segala sesuatu di ujung jari Anda: di kuku," kata Vega dalam situsnya.

Masih ada proyek lagi yang diberi nama AquaDJing, di mana seorang DJ bisa mengenakan Beauty Technology Nails untuk menggabungkan musik, dengan cara 'menyentuh' permukaan air, misalnya.

Kini, Vega sedang dalam tahap pembicaraan dalam rangka melempar produk-produknya ke pasar komersial. Hebat! (Ein)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya