Ibu di Kolombia Diduga Jual Keperawanan 12 Anak Gadisnya

Margarita de Jesus Zapata Moreno diduga menjual keperawanan anak-anak perempuannya demi uang.

oleh Tan diperbarui 25 Okt 2013, 10:54 WIB
Wanita berkebangsaan Kolombia diduga menjual keperawanan anak-anak perempuannya demi uang. Meski belum ada bukti kuat, namun ia telah digelandang polisi.

Adalah Margarita de Jesus Zapata Moreno, yang kemudian diringkus polisi karena diduga menjual keperawanan 12 anak perempuannya. Seperti diberitakan News.com.au yang dimuat Liputan6.com, Jumat (25/10/2013),  Margarita diperkirakan membanderol masing-masing keperawanan putrinya senilai US$ 200 atau sekitar Rp 2,2 juta.

Penangkapan ibu berusia 45 tahun itu dilakukan di Bogota awal pekan ini. Bermula saat salah satu putrinya yang kini berusia 16 tahun hamil, lalu menghubungi polisi karena diminta ibunya aborsi.

Selain menangkap sang bunda, polisi juga menggelandang ayah dari ke-12 anak gadis itu. "Pria 51 tahun bernama Cornelio Daza itu juga ditangkap," demikian ditulis harian Kolombia, Semana.

Menurut informasi yang beredar, Margarita mulai menjual keperawanan 12 anak perempuannya saat mereka menginjak usia 12 tahun. Kemudian akan memaksa mereka melakukan bisnis prostitusi itu untuk membayar biaya hidupnya.

"Si ibu menghubungi pria berkantung tebal tapi bejat, untuk bisa berhubungan seks dengan anaknya yang masih di bawah umur ketika berusia 12 tahun," ujar Carlos Melendez, Kepala Kepolisian setempat.

Margarita dan Cornelio kini telah ditangani polisi, mereka akan terancam dijerat kasus pelecehan di bawah umur (di bawah 14 tahun) dan tindak prostitusi. Kini Margarita dibui di penjara El Buen Pastro, sementara Cornelio akan dimasukkan ke penjara di Modelo.

Dari 14 anak Margarita, hanya 2 yang diduga terbebas dari bisnis seks yang digagas sang ibu: bocah laki-laki berusia 11 tahun dan bocah perempuan berusia 9 tahun. Kini mereka tinggal di penampungan.

Sementara putri yang melaporkan ibunya itu, kini menerima bantuan psikologis dari Colombian Family Welfare Institute. (Tnt/Ein)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya