Lupakan Transportasi Massal, Kota-kota di Indonesia Bisa Mati

Negara yang sudah maju dan ingin maju haruslah mengedepankan mobilitas masyarakat dan barang.

oleh Dian Ihsan Siregar diperbarui 26 Okt 2013, 12:00 WIB
Negara yang sudah maju dan ingin maju haruslah mengedepankan mobilitas masyarakat dan barang. Sehingga lebih cepat mendukung pertumbuhan ekonomi dan menopang warganya dalam mencari kebutuhan ekonomi.

Untuk itu, pengusaha angkutan menilai pemerintah perlu lebih mengedepankan angkutan massal, sebagai sarana penunjang kehidupan yang lebih baik. Tidak seperti saat ini, kemacetan yang terus menerus dan berkepanjangan.

"Tidak ada negara yang mampu menyiapkan infrastruktur secepat kebutuhan orang-orang untuk bermobilitas. Jadi pentingnya orang dan barang bergerak di angkutan massal sangatlah efektif dan efisien, karena negara kita ini memiliki kota dan daerah yang memiliki jumlah penduduknya sangat padat," ujar Ketua Umum DPP Organisasi Angkutan Darat (Organda) Eka Sari Lorena kepada Liputan6.com, Sabtu (26/10/2013).

Lorena menjelaskan, jika negara tidak mampu menyiapkan infrastruktur dengan cepat, tapi pergerakan mobilitas terus meningkat baik orang maupun barang, maka kota bisa menjadi lumpuh, bahkan mati.

"Pergerakan mobilitas yang sangat cepat, harus dibarengi dengan pembangunan infrastruktur yang cepat juga, kalau tidak bisa diimbangi makan kota atau daerah bisa lumpuh," cetusnya.

Ia mengungkapkan, transportasi yang ada di darat seperti darah yang mengalir disetiap manusia. Jika darahnya itu macet, maka tubuh manusia itu akan mati. Sehingga, kalau dibayangkan bersama, sungguh miris jika transportasi darat bisa mati total dan tidak bergerak.

"Jika tidak ada penanganan dan cara khusus untuk memperbaikinya. Maka bisa mati total dan dampaknya menggangu ekonomi juga," tutup Lorena. (Dis/Nur)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya