PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) mempertahankan kinerja perusahaan di tengah kondisi ekonomi makro yang tak kondusif. Bank pemerintah yang banyak bergerak di sektor pembiayaan perumahan ini melaporkan meraup laba bersih hingga akhir kuartal III-2013 sebesar Rp 1,057 triliun.
Dibandingkan periode sama setahun sebelumnya, laba bersih perusahaan naik tipis 3,5% dari posisi Rp 1,02 triliun. Perolehan laba tahun ini dipicu pertumbuhan kredit dan pembiayaan yang disalurkan sebesar Rp 96,53 triliun dan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mencapai Rp 88,537 triliun.
"Pertumbuhan kredit perseroan berada diatas rata-rata pertumbuhan kredit nasional sebesar 22%. Kami bersyukur dapat mempertahakan sekaligus meningkatkan kinerja perseroan, walaupun kondisi ekonomi makro yang kurang kondusif pada saat ini," ujar Direktur Utama BTN Maryono ketika ditemui di Gedung Bank BTN, Jakarta, Senin (28/10/2013).
Maryono menjelaskan, posisi aset perusahaan hinga akhir September mengalami pertumbuhan 24,87% menjadi Rp 123,319 triliun. Sementara pertumbuhan kredit mencapai 22% dan diharapkan meningkat menjadi sekitar 20-25% sampai akhir tahun ini.
Pendapatan perusahaan yang berasal dari interest incomes sebesar 19,87% menjadi Rp 8,069 triliun, dari posisi periode yang sama ditahun sebelumnya sebesar Rp 6,731 triliun. Net Interest Income (NII) mengalami peningkatan sebesar 16,98% menjadi Rp 4,134 triliun, posisi periode yang sama ditahun sebelumnya sebesar Rp 3,534 triliun.
Disamping pendapatan operasional, sumber pemasukan BTN juga berasal dari fee base income yang mencapai Rp 4,205 triliun.(Dis/Shd)
Dibandingkan periode sama setahun sebelumnya, laba bersih perusahaan naik tipis 3,5% dari posisi Rp 1,02 triliun. Perolehan laba tahun ini dipicu pertumbuhan kredit dan pembiayaan yang disalurkan sebesar Rp 96,53 triliun dan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mencapai Rp 88,537 triliun.
"Pertumbuhan kredit perseroan berada diatas rata-rata pertumbuhan kredit nasional sebesar 22%. Kami bersyukur dapat mempertahakan sekaligus meningkatkan kinerja perseroan, walaupun kondisi ekonomi makro yang kurang kondusif pada saat ini," ujar Direktur Utama BTN Maryono ketika ditemui di Gedung Bank BTN, Jakarta, Senin (28/10/2013).
Maryono menjelaskan, posisi aset perusahaan hinga akhir September mengalami pertumbuhan 24,87% menjadi Rp 123,319 triliun. Sementara pertumbuhan kredit mencapai 22% dan diharapkan meningkat menjadi sekitar 20-25% sampai akhir tahun ini.
Pendapatan perusahaan yang berasal dari interest incomes sebesar 19,87% menjadi Rp 8,069 triliun, dari posisi periode yang sama ditahun sebelumnya sebesar Rp 6,731 triliun. Net Interest Income (NII) mengalami peningkatan sebesar 16,98% menjadi Rp 4,134 triliun, posisi periode yang sama ditahun sebelumnya sebesar Rp 3,534 triliun.
Disamping pendapatan operasional, sumber pemasukan BTN juga berasal dari fee base income yang mencapai Rp 4,205 triliun.(Dis/Shd)