Wakil Ketua Umum Bidang Pemberdayaan Daerah/Bulog Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Natsir Mansyur meminta pemerintah fokus pada peningkatan produksi lima komoditas dalam negeri. Kelima komoditas ini diyakini bakal berdampak signifikan terhadap perkembangan perekonomian nasional.
Kelima komoditas tersebut adalah tembaga, emas, besi, aluminium, nikel.
"Kalau lima komoditi industri hulu itu sukses, maka Indonesia akan menjadi negara terbesar, bukan hanya memasok dalam negeri tapi dunia juga," ujar Natsir disela Rakornas Kadin Bidang Pembangunan Kawasan Perbatasan di Hotel Aryaduta, Jakarta, Senin (28/10/2013).
Kadin mencatat, Indonesia bakal memiliki pabrik pemurnian pada tahun 2017 hingga 2018 mendatang. Selesai pembangunan pabrik itu diyakini bisa menghasilkan produk turunan seperti katoda tembaga.
"Kalau pabrik inti sudah jadi seperti PT Smelting yang sudah dibangun oleh Freeport dan Newmont oleh Gresik, ditambah Indosmelt, ditambah Indovasi, totalnya 600 ribu ton, maka kita akan menjadi pemasok katoda terbesar didunia pada tahun 2017-2018," lanjutnya.
Pembangunan pabrik pengolahan bahan tambang ini juga akan berimbas positif pada arus investasi asing yang masuk ke Indonesia. PT Smelting yang tengah membangun pabrik pengolahan diketahui bakal merogoh dana investasi hingga US$ 3 miliar. Perusahaan hingga saat ini telah menyuntikan modal hingga US$ 2 miliar.
"Itu kan hampir US$ 5 miliar total investasi," ujar Natsir. (Dny/Shd)
Kelima komoditas tersebut adalah tembaga, emas, besi, aluminium, nikel.
"Kalau lima komoditi industri hulu itu sukses, maka Indonesia akan menjadi negara terbesar, bukan hanya memasok dalam negeri tapi dunia juga," ujar Natsir disela Rakornas Kadin Bidang Pembangunan Kawasan Perbatasan di Hotel Aryaduta, Jakarta, Senin (28/10/2013).
Kadin mencatat, Indonesia bakal memiliki pabrik pemurnian pada tahun 2017 hingga 2018 mendatang. Selesai pembangunan pabrik itu diyakini bisa menghasilkan produk turunan seperti katoda tembaga.
"Kalau pabrik inti sudah jadi seperti PT Smelting yang sudah dibangun oleh Freeport dan Newmont oleh Gresik, ditambah Indosmelt, ditambah Indovasi, totalnya 600 ribu ton, maka kita akan menjadi pemasok katoda terbesar didunia pada tahun 2017-2018," lanjutnya.
Pembangunan pabrik pengolahan bahan tambang ini juga akan berimbas positif pada arus investasi asing yang masuk ke Indonesia. PT Smelting yang tengah membangun pabrik pengolahan diketahui bakal merogoh dana investasi hingga US$ 3 miliar. Perusahaan hingga saat ini telah menyuntikan modal hingga US$ 2 miliar.
"Itu kan hampir US$ 5 miliar total investasi," ujar Natsir. (Dny/Shd)
