Inara Bexxa mengaku prihatin dengan kondisi pemuda zaman sekarang. Bagi pelantun lagu Get Up Move On ini, rata-rata remaja di Indonesia seolah kehilangan identitasnya. Demam Korea didapuk Inara sebagai penyebab lunturnya rasa semangat nasionalisme.
"Terus terang ya menurut aku kondisi pemuda Indonesia sekarang ini seperti kehilangan identitas diri. Sebagai contoh, demam Korea yang lagi in sekarang ini dan westernisasi yang membawa pengaruh ke gaya hidup, membuat mereka lupa dengan kebudayaan bangsanya sendiri," ucap Inara Bexxa dalam wawancara via Blackberry Messenger, Senin (28/10/2013).
Oleh karena itu, pemilik nama Ina Idola Rusli ini mengajak pemuda Indonesia untuk menerapkan unsur kebudayaan Tanah Air sehari-hari. Caranya mudah, bisa dimulai dari berpakaian, hingga bertutur kata dengan bahasa Indonesia yang baik dan tidak alay.
"Misalnya cara berpakaian ketika ada special occasion, aku biasanya mix and match baju aku dengan batik. Atau dengan cara simpelnya bisa kok dengan menggunakan bahasa Indonesia yang sopan dan nggak alay. Itu dah cukup berkomitmen dengan sumpah pemuda," paparnya.
Tak lupa, Inara berpesan sebagai sesama pemuda-pemudi bangsa, agar tidak melupakan sejarah, seperti Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.
"Semoga pemuda Indonesia tidak melupakan sejarah bangsanya sendiri dan tetap melestarikan tidak hanya kebudayaan bangsa saja. Tapi juga budi luhur bangsa, karena kemajuan bangsa ini terletak pada budi pekerti pemudanya," tutupnya. (fei)
"Terus terang ya menurut aku kondisi pemuda Indonesia sekarang ini seperti kehilangan identitas diri. Sebagai contoh, demam Korea yang lagi in sekarang ini dan westernisasi yang membawa pengaruh ke gaya hidup, membuat mereka lupa dengan kebudayaan bangsanya sendiri," ucap Inara Bexxa dalam wawancara via Blackberry Messenger, Senin (28/10/2013).
Oleh karena itu, pemilik nama Ina Idola Rusli ini mengajak pemuda Indonesia untuk menerapkan unsur kebudayaan Tanah Air sehari-hari. Caranya mudah, bisa dimulai dari berpakaian, hingga bertutur kata dengan bahasa Indonesia yang baik dan tidak alay.
"Misalnya cara berpakaian ketika ada special occasion, aku biasanya mix and match baju aku dengan batik. Atau dengan cara simpelnya bisa kok dengan menggunakan bahasa Indonesia yang sopan dan nggak alay. Itu dah cukup berkomitmen dengan sumpah pemuda," paparnya.
Tak lupa, Inara berpesan sebagai sesama pemuda-pemudi bangsa, agar tidak melupakan sejarah, seperti Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.
"Semoga pemuda Indonesia tidak melupakan sejarah bangsanya sendiri dan tetap melestarikan tidak hanya kebudayaan bangsa saja. Tapi juga budi luhur bangsa, karena kemajuan bangsa ini terletak pada budi pekerti pemudanya," tutupnya. (fei)
