Akhirnya, `Lebih Baik Hujan Batu di Negeri Sendiri`

Seribu alasan mencintai Indonesia, namun hanya 6 alasan yang paling utama.

oleh Liputan6 diperbarui 29 Okt 2013, 09:07 WIB
Citizen6: Seperti ada pepatah bilang,"Daripada hujan emas di negeri orang, lebih baik hujan batu di negeri sendiri." Baru bisa memaknai pepatah tersebut ketika benar-benar berada di negeri orang. Walaupun bukan tinggal dalam waktu yang lama di luar negeri, Benny lebih memilih Indonesia untuk tinggal, bekerja, berkeluarga, dan bahkan menutup usia.

Beberapa teman Indonesia yang ditemuinya di luar negeri pernah membujuknya untuk bekerja di luar negeri, bahkan pindah kewarganegaraan. Ada seribu alasan. Mulai dari gaji yang besar, hingga kehidupan yang lebih nyaman. Tapi semua tidak cukup meluluhkan kecintaannya kepada Indonesia.

Ada seribu alasan yang bisa ia ungkapkan mengapa harus mencintai Indonesia, namun 6 alasan yang paling utama kenapa Benny sangat mencintai Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Punya Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia

Saat saya berkunjung ke Brussel, Belgia, beberapa waktu lalu menemukan satu kejanggalan setiap kali membaca papan pengumuman. Semua ditulis dalam dua bahasa, yakni Belanda dan Prancis. Nah, bahasa Belgianya mana? Tidak ada.

Di India, walaupun punya bahasa nasional Hindi, tapi jangan harap warga di India bagian selatan mau diajak bicara bahasa Hindi. Mereka maunya kita ngomong dalam bahasa Tamil. Bahkan di bagian lain, hanya mau bicara dengan bahasa daerah masing-masing, seperti Malayalam dan Bengali.

Di Indonesia, kemana pun kita bepergian  cukup bisa  berbahasa Indonesia, maka kita akan selamat. Memang bagusnya kita mengerti bahasa daerah yang kita kunjungi, tapi kalau tak sempat mempelajarinya cukup dengan bahasa Indonesia.

2. Makanan murah dan beragam

Sewaktu saya ke Milan, Italia,  saya bertanya ke teman saya, dengan uang satu euro bisakah perut kita kenyang seperti di Indonesia. Teman saya bilang,"mustahil".  Di Indonesia, satu euro kita bisa makan kenyang di warung tegal maupun warung pecel lele. Itu pun masih bisa membeli teh manis dingin.

Selain murah, makanan di Indonesia lebih beragam dan berempah. Cocok dengan lidah. Selain itu banyak makanan di Indonesia yang sulit ditemukan di negara lain, seperti semur jengkol atau balado asin pete. Apalagi sambal terasi dicampur nasi tutug oncom. Sementara masakan asing, banyak tersedia di kota-kota besar Indonesia. Satu hal lagi,
di Indonesia mudah mendapatkan makanan yang halal.

3. Banyak Tukang ini itu

Di Indonesia, kalau ada baju yang sobek sedikit maupun kebesaran sedikit tidak perlu dibuang, bisa cari tukang jahit, bahkan yang keliling pun ada. Teman saya di China mengeluh susah sekali mencari tukang jahit, sementara dia tidak bisa menjahit. Bisa jadi karena harga pakaian di sana sangat murah, jadi orang lebih memilih beli yang baru ketimbang memperbaiki pakaian sobek.

Di Indonesia juga bisa menemui tukang sayur keliling, dan banyak tukang yang keliling komplek. Dari yang masih pakai gerobak, sampai memakai sepeda motor. Jadi kalau malam-malam lapar, tidak perlu gelisah, karena nanti akan ada tukang nasi goreng atau sate ayam. Di luar negeri bisa saja minta diantar pizza ke rumah, tapi ya nggak banyak pilihan.
Ongkos biaya servis di Indonesia juga relatif murah, karena penduduknya banyak yang butuh pekerjaan.

4. Ada kebebasan berekspresi

Di Indonesia kita bisa menulis banyak hal di blog, status Facebook, dan twitter. Bahkan sehari tiga kali ngegosipin presiden nggak ada yang ngelarang. Tapi jangan coba-coba di negara lain. Sewaktu saya ke Bangkok, teman saya wanti-wanti jangan sesekali ngomongin hal yang jelek tentang keluarga kerajaan. Bisa ditangkap.

Di China, teman saya kepayahan mencari cara agar bisa mengakses social media yang dipakai di Indonesia. Pasalnya, banyak social media yang tidak bisa diakses di sana.Di Pakistan, Malala yang menulis di blog tentang  kebebasan bersekolah untuk anak perempuan saja langsung ditembaki Taliban. Untunglah dia bisa selamat.

Di Swiss, rumah teman saya didatangi polisi gara-gara dia mengajak teman-temannya karaokean di rumahnya. Rupanya ada tetangga yang mengadu. Di sini, mau pasang speaker pun tak masalah karaokean di rumah.

5. Kekayaan alam dan budaya

Saya yang tinggal di Bandung dan jauh dari laut, tak perlu jauh-jauh ke luar negeri untuk melihat laut. Orang pantai juga nggak susah kalau mau melihat kawah gunung berapi dari dekat. Semua ada di Indonesia. Di engara lain ada yang tidak sama sekali tidak punya gunung, apalagi gunung berapi. Ada juga yang tidak punya pantai.

Mau lihat hutan yang masih perawan?  Cari saja ke Indonesia. Di dalamnya bisa melihat aneka flora dan fauna yang belum tentu ada di negara lain.  Kekayaan alam Indonesia ini juga membuat wisata di Indonesia jauh dari membosankan. Selain alam, kebudayaan Indonesia yang beragam merupakan cirri khas tersendiri. Bahkan ada lho budaya Indonesia yang diakui negara lain, saking negara itu nggak punya budaya.

6. Tak ada musim ekstrim

Untungnya di Indonesia berada di kawasan tropis. Tidak perlu menghadapi musim dingin hingga mencapai suhu di bawah nol derajat celcius. Mungkin banyak orang Indonesia yang ingin memegang dan merasakan salju. Percayalah, musim dingin itu merepotkan. Saat salju turun di awal-awal tidak bisa ke mana-mana. Karena dingin, di rumah harus dipasang pemanas. Biayanya nggak murah lho. Belum lagi harus punya pakaian dingin yang tebal-tebal.  Tidak perlu pendingin dan penghangat ruangan. Tidak perlu kendaraan yang perawataannya lebih rumit karena adanya empat musim.

Saat saya ke Frankfurt , Jerman, menjelang musim dingin. Ke mana-mana harus pakai jaket  tebal dan jelas berat.  Masuk ke ruangan harus dititipkan jaketnya. Saat pulang, hampir saja lupa mengambil kembali. Orang Indonesia beruntung, baju yang dibeli bulan Januari bisa dipakai di bulan Agustus. Bagi umat muslim, berpuasa pun waktunya tidak akan berubah banyak dari satu tahun ke tahun berikutnya. (Benny Rhamdani/mar)

Benny Rhamdani adalah pewarta warga.

Mulai 16 Oktober-1 November ini, Citizen6 mengadakan program menulis bertopik "6 Alasan Aku Cinta Indonesia". Ada merchandise eksklusif bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.

Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya