Ini Penyebab Serangan Malware Indonesia Tertinggi di Dunia (2)

Sekitar 86% user Indonesia menggunakan produk bajakan. Kondisi ini sangat beresiko membuat komputer pengguna terserang malware.

oleh Liputan6 diperbarui 29 Okt 2013, 11:17 WIB
[ Tulisan ini merupakan lanjutan dari tulisan sebelumnya yang berjudul: Ini Penyebab Serangan Malware Indonesia Tertinggi di Dunia (1) ].

Jumlah Pengguna Internet Tumbuh Pesat

Data Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) menunjukkan tingkat penetrasi internet di Indonesia. Pada 2011 internet user di Indonesia mencapai 55 juta, tahun berikutnya 63 juta, naik 8 juta user atau 14,5%. Hingga akhir 2013 diperkirakan bertambah 19 juta user menjadi 82 juta user atau naik 30,1% dari tahun sebelumnya.

Interaksi dengan internet yang tinggi tercermin dari jumlah pemilik akun Facebook mendekati 50 juta, Indonesia berada di posisi 4, di bawah Amerika, Brazil dan India. Sedangkan untuk akun microblogging Twitter, Indonesia berada di posisi lima dengan jumlah akun mendekati 30 juta. Dari angka-angka tersebut dapat disimpulkan bahwa orang Indonesia memiliki trust antara sesamanya, senang berinteraksi, berkomunikasi, hingga terbawa ke dunia maya.

Sedangkan yang berhubungan dengan penggunaan software, data globalstudy.bsa.org menunjukkan 86% user Indonesia menggunakan produk bajakan. Kondisi ini sangat beresiko, karena software baik antivirus maupun sistem operasi yang tidak teregistrasi secara legal tidak akan mendapatkan update. Sehingga software yang digunakan menjadi tidak up-to-date dan sangat riskan karena banyak celah yang tidak tertambal (di-patch).

Infection Statistics

Data statistik infeksi terbitan Microsoft menunjukkan fakta berkaitan dengan resiko penggunaan software bajakan. Microsoft menyampaikan deteksi ancaman di Indonesia mencapai 236% pada akhir tahun 2012 seperti ditunjukkan pada tabel berikut:

Foto dok. Liputan6.com


Yudhi Kukuh menambahkan, "Minimnya data deteksi yang masuk ke vendor software akan membentuk gambaran kondisi yang terjadi dinegara tertentu. Berhubung data yang masuk ke vendor software didasarkan pada data yang berasal dari aktivasi penjualan maka, jika di Negara tertentu terdeteksi hanya sedikit pengguna software asli, artinya hanya sedikit pula user yang menggunakan produk yang aman. Untuk kondisi Indonesia dengan pengguna internet dan komputer yang demikian besar, deteksi yang sedikit itu menjadi tidak masuk akal dan kondisi inilah yang meningkatkan level resiko menjadi tinggi".

Seperti telah ditulis sebelumnya, berdasarkan data lansiran globalstudy.bsa.org bahwa 86% user Indonesia menggunakan produk software bajakan, dan hampir dua pertiga komputer menyimpan malware. Meskipun jumlah user internet tidak banyak – pada konteks global, tetapi dampak yang ditimbulkan dari situasi tersebut dalam bentuk serangan traffic, dan malware ternyata cukup massif.

Upaya untuk penyadaran publik tentang fenomena kejahatan internet dan bahaya malware menjadi kebutuhan, agar bisa memberikan dampak perubahan yang lebih baik untuk keamanan dunia maya Indonesia.

Baca juga:
Ini Penyebab Serangan Malware Indonesia Tertinggi di Dunia (1)


(dew)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya