Indonesia Impor Sapi, Harga Sapi di Australia Naik

Indonesia berencana impor sapi siap potong dari Australia mendorong kenaikan harga daging.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 29 Okt 2013, 11:30 WIB
Keputusan Indonesia untuk membuka keran impornya untuk sapi siap potong membuat harga ekspor sapi hidup naik AU$ 2,1 (Rp 22.100) per kilogram bagi para peternak Australia.

Hal itu terjadi akibat meningkatnya permintaan sapi Australia ke Indonesia melonjak ke level tertinggi. Peningkatan terjadi usai Indonesia membuka kembali pintunya untuk ekspor ternak hidup setelah ditutup sejak 2011.

Seperti dikutip dari ABC Rural, Selasa (29/10/2013), Indonesia dikabarkan akan menambah 100 ribu sapi impor yang kemungkinan dilakukan kuartal ini. Meski begitu, hingga saat ini belum ada konfirmasi terkait jumlah pasti permintaan Indonesia atas sapi-sapi Australia.

Australian Livestock Exporters Association (ALEC) mengatakan, terdapat izin menambah ekspor dalam sistemnya, dengan 46 ribu izin telah dikeluarkan untuk mengirimkan sapi siap potong  ke Indonesia.

Namun begitu, masih belum jelas apakah permintaan 75 ribu sapi potong sebelumnya merupakan bagian atau terpisah dari 100 ribu permintaan sapi yang sekarang tengah dikelola menggunakan sistem penentuan harga baru di Indonesia.

Anggota SEAL Sid Parker mengatakan, tambahan izin impor dan kurangnya jumlah sapi di Australia utara membuat harga ternak tersebut meningkat tajam.

"Tahun ini harganya tidak diprediksi melebihi AU$ 1,9 per kg atau Rp 20 ribu (untuk sapi siap potong), tapi Indonesia baru saja menerbitkan izin tambahan impornya dan karena tak banyak sapi potong di utara, para peternak membeli sapi apapun yang ada, membuat harganya naik begitu saja," ujar Parker.

Menurut dia, angka tersebut merupakan harga dan jumlah permintaan terbaik sejak 2011. Parker menerangkan, bukan hanya harga sapi siap potong yang naik, tapi harga daging pun naik dari AU$ 1,8 atau Rp 19 ribu per kg menjadi AU$ 1,9 atau Rp 20 ribu per kg.

Sementara itu, Luke Bowen  NT Cattlemen's Association menuturkan, Indonesia tengah terburu-buru menurunkan harga sapi domestiknya dan memenuhi permintaan pasar.

"Indonesia menabrak pembatasnya sendiri, karena pemerintahnya telah lama membatasi impor," ungkap Bowen.

Dia menilai, Indonesia secara efektif melakukan berbagai upaya untuk memenuhi permintaan pasar. Sementara permintaan daging sapi di dalam negeri terus meningkat dari hari ke hari.

Parker mengatakan, industri ternaknya berharap Indonesia juga kembali membuka pintu impornya dan meringankan ketentuan ekspor sapi tahun depan.

"Diskusi yang tengah berlangsung banyak membahas persoalan izin pada 2014, tak ada lagi batasan berat sapi 350 kg, karena akan berdampak positif untuk industri peternakan di wilayah Australia utara," tutur Parker

Jika dikabulkan, kabar tersebut akan disambut bahagia oleh ratusan peternak sebagai wakil dari industri ekspor sapi siap potong di Australia. (Sis/Ahm)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya