Tambang emas yang konon terkaya di dunia, 'Josephine de Martinque yang Hilang' adalah legenda di Utah. Yang menarik para pemburu harta karun datang untuk mencari emas dan perak yang ditemukan para penjelajah Spanyol yang dikabarkan tak ternilai harganya.
Tambang itu ditemukan kali pertamanya oleh para pendeta Spanyol pada 1650. Diyakini menyimpan pundi harta senilai US$ 1,7 miliar atau Rp 18,8 triliun. Selama tiga abad logam mulia itu sama sekali tak tersentuh.
Baru-baru ini, pemburu harta dari Summit County, Gary Holt dan putranya mengklaim telah menemukan tambang yang selama ini dikira hanya fantasi belaka.
Tambang tersebut diyakini berada di Puncak Hoyt di Pegunungan Uinta di timur laut Utah, Amerika Serikat. Holt mengklaim, hanya butuh izin pemerintah untuk menggali lebih dalam lagi untuk mengambil harta yang terkandung di dalamnya. Demikian dimuat dalam surat kabar Park Record yang dilansir Daily Mail, Selasa (29/10/2013).
Sejauh ini ia memang belum mendapatkan emas. Namun, Holt mengaku telah menghasilkan miliaran rupiah dari kristal kalsit dari bebatuan di gua tersebut. Ia menjualnya sebagai 'Goldite' -- dengan promosi kristal itu bisa berharga sebagai semi-batu mulia.
Dan keyakinannya tak lantas hilang, bahwa tambang tersebut menyimpan emas melimpah. Dalam posting di forum para pemburu harta, Ancient Lost Treasures, Holt menyebut tambang itu menyimpan cadangan mineral berharga dalam jumlah fantastis, US$ 1,7 miliar.
Akal-akalan
Referensi soal tambang emas Josephine kali pertama dicatat para imam Yesuit Spanyol pada 1650. Tambang itu diklaim memiliki kandungan terkaya di dunia.
Tiga dekade kemudian, para pendeta dipaksa melupakan keinginan mengeksplorasi harta itu setelah Spanyol diusir dari Teritorial New Mexico selama Revolusi Pueblo tahun 1680 yang dilakukan suku Indian Pueblo.
Lokasi pasti dari tambang tersebut lantas menghilang sejak tahun itu.
Namun, pejabat Dinas Kehutanan Amerika Serikat (US Forest Service) mengatakan, tambang itu hanya sekadar dongeng.
"Kalau ada tambang emas semacam itu di Pegunungan Uintas pasti aku sudah kaya raya," kata arkeolog Dinas Kehutanan, Tom Flanagan.
Sebaliknya, para pemburu harta karun telah mengotori gua alam dan menghancurkan formasi alam yang terbentuk dalam kurun waktu jutaan tahun saat mencari harta di sana.
"Ketika orang-orang mencari emas Spanyol, banyak situs arkeologi justru dijarah," kata Flanagan.
Pihak berwenang juga mengatakan, klaim temuan tambang emas hanya akal bulus Holt demi tujuannya mengeruk harta di kawasan itu. (Ein/Riz)
Tambang itu ditemukan kali pertamanya oleh para pendeta Spanyol pada 1650. Diyakini menyimpan pundi harta senilai US$ 1,7 miliar atau Rp 18,8 triliun. Selama tiga abad logam mulia itu sama sekali tak tersentuh.
Baru-baru ini, pemburu harta dari Summit County, Gary Holt dan putranya mengklaim telah menemukan tambang yang selama ini dikira hanya fantasi belaka.
Tambang tersebut diyakini berada di Puncak Hoyt di Pegunungan Uinta di timur laut Utah, Amerika Serikat. Holt mengklaim, hanya butuh izin pemerintah untuk menggali lebih dalam lagi untuk mengambil harta yang terkandung di dalamnya. Demikian dimuat dalam surat kabar Park Record yang dilansir Daily Mail, Selasa (29/10/2013).
Sejauh ini ia memang belum mendapatkan emas. Namun, Holt mengaku telah menghasilkan miliaran rupiah dari kristal kalsit dari bebatuan di gua tersebut. Ia menjualnya sebagai 'Goldite' -- dengan promosi kristal itu bisa berharga sebagai semi-batu mulia.
Dan keyakinannya tak lantas hilang, bahwa tambang tersebut menyimpan emas melimpah. Dalam posting di forum para pemburu harta, Ancient Lost Treasures, Holt menyebut tambang itu menyimpan cadangan mineral berharga dalam jumlah fantastis, US$ 1,7 miliar.
Akal-akalan
Referensi soal tambang emas Josephine kali pertama dicatat para imam Yesuit Spanyol pada 1650. Tambang itu diklaim memiliki kandungan terkaya di dunia.
Tiga dekade kemudian, para pendeta dipaksa melupakan keinginan mengeksplorasi harta itu setelah Spanyol diusir dari Teritorial New Mexico selama Revolusi Pueblo tahun 1680 yang dilakukan suku Indian Pueblo.
Lokasi pasti dari tambang tersebut lantas menghilang sejak tahun itu.
Namun, pejabat Dinas Kehutanan Amerika Serikat (US Forest Service) mengatakan, tambang itu hanya sekadar dongeng.
"Kalau ada tambang emas semacam itu di Pegunungan Uintas pasti aku sudah kaya raya," kata arkeolog Dinas Kehutanan, Tom Flanagan.
Sebaliknya, para pemburu harta karun telah mengotori gua alam dan menghancurkan formasi alam yang terbentuk dalam kurun waktu jutaan tahun saat mencari harta di sana.
"Ketika orang-orang mencari emas Spanyol, banyak situs arkeologi justru dijarah," kata Flanagan.
Pihak berwenang juga mengatakan, klaim temuan tambang emas hanya akal bulus Holt demi tujuannya mengeruk harta di kawasan itu. (Ein/Riz)