Jangan kira tindakan menghilangkan nyeri kronis punggung bagian bawah dengan operasi akan lebih tokcer dibanding rehabilitasi intensif. Selain lebih mahal, dua kali lipat biayanya daripada rehabilitasi intensif, hasil operasi nyeri punggung ini tidak jauh berbeda kalau seseorang diterapi secara intensif.
Nyeri punggung belakang bagian bawah adalah salah satu gejala yang paling banyak dikeluhkan oleh masyarakat di seluruh dunia. Lebih dari 40 juta pekerja dan warga di 25 negara Uni Eropa, setiap hari mengalami kejadian nyeri jenis ini.
Para peneliti di Nuffield Orthopedic Center di Oxford, Inggris, menemukan sedikit perbedaan efek antara rehabilitasi intensif dengan tindakan operasi pada 350 penderita.
"Ini adalah bukti kuat bahwa rehabilitasi intensif tidak kalah tokcer dalam mengatasi nyeri punggung bagian bawah dibanding tindakan operasi," kata Jeremy Fairbank, seorang pakar bedah ortopedi. "Bahkan hasil akhirnya tidak beda-beda amat."
Kesimpulan ini didapat berkat penelitian terhadap 349 penderita nyeri punggung belakang bagian bawah. Sekitar 30 pasien melakukan bedah dengan operasi. Dilihat dari biaya yang dikeluarkan, operasi bedah butuh biaya sekitar 7.830 pound atau sekitar Rp 150 juta. Sementara terapi rehabilitasi intensif hanya butuh setengahnya.
"Untuk jangka pendek, dibanding rehabilitasi intensif, operasi sebagai tindakan awal memperbaiki nyeri kronis saya rasa tidaklah cukup efektif," tambah Helen Campbell dari University of Oxford dikutip Selasa (29/10/2013).
Para dokter mencurigai kasus nyeri kronis yang dialami kebanyakan orang ini adalah akibat dari kurangnya kontrol terhadap punggung belakang. Orang seringkali tidak tahu bagaimana memosisikan tubuhnya, terutama tulang belakangnya.
"Payahnya, kejadian ini sangat banyak dialami oleh mereka yang usianya setengah baya," tutur Fairbank.
Fairbank menambahkan, dokter sebaiknya menjelaskan dengan rinci dan lengkap kepada pasien mengenai keadaannya dan juga hasil tindakan masing-masing. "Supaya pasien bisa memilih dan tidak takut," katanya.
(Abd)
Nyeri punggung belakang bagian bawah adalah salah satu gejala yang paling banyak dikeluhkan oleh masyarakat di seluruh dunia. Lebih dari 40 juta pekerja dan warga di 25 negara Uni Eropa, setiap hari mengalami kejadian nyeri jenis ini.
Para peneliti di Nuffield Orthopedic Center di Oxford, Inggris, menemukan sedikit perbedaan efek antara rehabilitasi intensif dengan tindakan operasi pada 350 penderita.
"Ini adalah bukti kuat bahwa rehabilitasi intensif tidak kalah tokcer dalam mengatasi nyeri punggung bagian bawah dibanding tindakan operasi," kata Jeremy Fairbank, seorang pakar bedah ortopedi. "Bahkan hasil akhirnya tidak beda-beda amat."
Kesimpulan ini didapat berkat penelitian terhadap 349 penderita nyeri punggung belakang bagian bawah. Sekitar 30 pasien melakukan bedah dengan operasi. Dilihat dari biaya yang dikeluarkan, operasi bedah butuh biaya sekitar 7.830 pound atau sekitar Rp 150 juta. Sementara terapi rehabilitasi intensif hanya butuh setengahnya.
"Untuk jangka pendek, dibanding rehabilitasi intensif, operasi sebagai tindakan awal memperbaiki nyeri kronis saya rasa tidaklah cukup efektif," tambah Helen Campbell dari University of Oxford dikutip Selasa (29/10/2013).
Para dokter mencurigai kasus nyeri kronis yang dialami kebanyakan orang ini adalah akibat dari kurangnya kontrol terhadap punggung belakang. Orang seringkali tidak tahu bagaimana memosisikan tubuhnya, terutama tulang belakangnya.
"Payahnya, kejadian ini sangat banyak dialami oleh mereka yang usianya setengah baya," tutur Fairbank.
Fairbank menambahkan, dokter sebaiknya menjelaskan dengan rinci dan lengkap kepada pasien mengenai keadaannya dan juga hasil tindakan masing-masing. "Supaya pasien bisa memilih dan tidak takut," katanya.
(Abd)