Rapat anggaran yang dilakukan Badan Anggaran DPRD Banten kerap digelar di luar Provinsi Banten. Biaya rapat yang mencapai Rp 1 miliar setiap pertemuan itu dinilai tak produktif.
Dalam tayangan Liputan 6 SCTV, Kamis (31/10/2013), foto-foto anggota DPRD Provinsi Banten terlihat sedang pelesir ke negeri tetangga, Singapura. Mereka sedang menikmati kursi empuk di gedung dewan saat ini. Namun, apa jadinya jika kursi empuk yang dibeli dari uang rakyat jarang digunakan oleh anggota dewan.
Mereka justru lebih sering mengadakan pertemuan di luar gedung rakyat yang dibangun dengan megah itu tanpa alasan yang jelas. Dan tentu saja mereka menghabiskan biaya yang tidak murah.
Bayangkan saja, untuk satu kali pertemuan di luar Provinsi Banten dikeluarkan dana sekitar Rp 1 miliar yang digunakan untuk biaya perjalanan dan akomodasi. Padahal jika dihitung-hitung masih banyak warga miskin di Provinsi Banten yang bisa terbantu dengan uang sebanyak itu.
Menurut pengamat politik dan sosial yang juga dosen Universitas Sultan Agung Tirtayasa Banten, Ikhsan Achmad, rapat anggaran yang kerap dilakukan di luar Provinsi Banten hanya mengejar keuntungan belaka. Tidak bermanfaat.
"Dana rakyat dihamburkan untuk rapat di luar Banten, untuk apa?" kata Ikhsan.
Sepinya gedung DPRD Provinsi Banten juga diakui Kabag Humas DPRD Banten, Ali Hanifah karena anggota dewan banyak yang mengadakan acara di luar gedung DPRD Banten.
Padahal saat ini ada kasus penting yang seharusnya segera ditangani yang salah satunya pemanggilan anggota banggar yang diduga kebagian mobil mewah dari Tubagus Cahery Wardana atau Wawan, adik Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah.
Selain kebagian mobil mewah, anggota banggar juga diduga ikut melancong ke Singapura bersama Wawan sambil menonton ajang balap Formula I pada 22-24 September 2013. (Adi/Yus)
Dalam tayangan Liputan 6 SCTV, Kamis (31/10/2013), foto-foto anggota DPRD Provinsi Banten terlihat sedang pelesir ke negeri tetangga, Singapura. Mereka sedang menikmati kursi empuk di gedung dewan saat ini. Namun, apa jadinya jika kursi empuk yang dibeli dari uang rakyat jarang digunakan oleh anggota dewan.
Mereka justru lebih sering mengadakan pertemuan di luar gedung rakyat yang dibangun dengan megah itu tanpa alasan yang jelas. Dan tentu saja mereka menghabiskan biaya yang tidak murah.
Bayangkan saja, untuk satu kali pertemuan di luar Provinsi Banten dikeluarkan dana sekitar Rp 1 miliar yang digunakan untuk biaya perjalanan dan akomodasi. Padahal jika dihitung-hitung masih banyak warga miskin di Provinsi Banten yang bisa terbantu dengan uang sebanyak itu.
Menurut pengamat politik dan sosial yang juga dosen Universitas Sultan Agung Tirtayasa Banten, Ikhsan Achmad, rapat anggaran yang kerap dilakukan di luar Provinsi Banten hanya mengejar keuntungan belaka. Tidak bermanfaat.
"Dana rakyat dihamburkan untuk rapat di luar Banten, untuk apa?" kata Ikhsan.
Sepinya gedung DPRD Provinsi Banten juga diakui Kabag Humas DPRD Banten, Ali Hanifah karena anggota dewan banyak yang mengadakan acara di luar gedung DPRD Banten.
Padahal saat ini ada kasus penting yang seharusnya segera ditangani yang salah satunya pemanggilan anggota banggar yang diduga kebagian mobil mewah dari Tubagus Cahery Wardana atau Wawan, adik Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah.
Selain kebagian mobil mewah, anggota banggar juga diduga ikut melancong ke Singapura bersama Wawan sambil menonton ajang balap Formula I pada 22-24 September 2013. (Adi/Yus)