Sweeping Buruh Nyaris Bentrok dengan Penjaga Pabrik di Pulogadung

Cuaca panas Ibukota turut mempengaruhi emosi para buruh yang tengah melakukan aksi mogok nasional.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 31 Okt 2013, 13:47 WIB
Cuaca panas Ibukota mempengaruhi emosi para buruh yang tengah melakukan aksi mogok nasional. Bentrokan nyaris terjadi saat aksi sweeping buruh dari satu perusahaan ke perusahaan lain di Kawasan Industri Pulogadung (KIP), Jakarta Timur.

Ketegangan bermula saat massa buruh menemukan satu pabrik yang masih beroperasi. Sementara petugas keamanan perusahaan menyatakan sudah tak ada lagi karyawan di dalam pabrik itu. Buruh merasa dibohongi. Massa dan petugas keamanan pun terlibat adu mulut.

"Jangan bohong kau. Kamu petugas keamanan gaji miring saja masih bohong," kata salah satu orator buruh dari atas mobil bak terbuka di Pulogadung, Jakarta Timur, Kamis(31/10/2013).

Emosi buruh lainnya seketika tersulut. Aksi saling dorong dan adu mulut dengan petugas keamanan tak terhindarkan.

"Keluar! Tadi temen gua sms masih ada yang di dalem. Woy keluar," ujar salah satu buruh yang memakai ikat kepala bertuliskan Garda Metal. Wajahnya memerah.

Beruntung rekan-rekan buruh lainnya menenangkan. Dia kemudian dibawa menjauh dari pagar pabrik. 15 Menit mereka menunggu, akhirnya buruh yang ada di dalam pabrik keluar. Long march kemudian dilanjutkan menuju bundaran Kawasan Industri Pulogadung (KIP).

Buruh dari Kawasan Berikat Nusantara (KBN) Cakung melakukan long march dari kawasan Cakung menuju KIP. Sementara, buruh dari KIP berkeliling pabrik untuk memastikan tidak ada buruh yang bekerja hari ini. Massa kemudian berkumpul di Pintu I KIP untuk kemudian bersama sama berjalan menuju Bundaran KIP.

Pada Mogok Nasional kali ini, buruh menuntut kenaikan UMP DKI Jakarta sebesar 50 persen atau Rp 3,7 juta. Mereka menolak upah murah, menuntut penghapusan outsourcing, menjalankan jaminan kesehatan bagi rakyat Indonesia secara serentak pada 2014, dan menolak Inpres No. 9 tahun 2013. (Ndy/Ism)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya