Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung angkat bicara terkait posisi Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah yang tengah berurusan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Akbar meminta Atut untuk mengikuti proses hukum, karena Akbar tak menginginkan Banten yang merupakan basis Partai Golkar tak lagi berjaya pada Pemilu 2014.
"Kan kita sudah melihat gerakan-gerakan di masyarakat itu kan. Yang saya khawatirkan cuma Golkar-nya saja. Kalau soal dia (Atut) nggak ada masalah, ya kita serahkan kepada proses hukum," kata Akbar di Ggedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (31/10/2013).
Akbar juga menegaskan dirinya tak mau hanya karena Atut yang sedang bermasalah, lalu berdampak pada tingkat elektabilitas Partai Golkar di tanah para jawara tersebut. "Jangan tidak menaati proses hukum, jangan sampai berdampak pada partai, itu saja," tegasnya.
Sementara itu, hari ini KPK memeriksa 2 sekretaris Ratu Atut, Linda dan Risa. Mereka diperiksa terkait penyidikan kasus dugaan suap pengurusan sengketa hasil Pilkada Lebak, Banten, di Mahkamah Konstitusi.
Keduanya akan diperiksa untuk tersangka yang juga adik kandung Ratu Atut, Tubagus Chaery Wardana atau yang biasa disapa Wawan. (Ado/Ism)
"Kan kita sudah melihat gerakan-gerakan di masyarakat itu kan. Yang saya khawatirkan cuma Golkar-nya saja. Kalau soal dia (Atut) nggak ada masalah, ya kita serahkan kepada proses hukum," kata Akbar di Ggedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (31/10/2013).
Akbar juga menegaskan dirinya tak mau hanya karena Atut yang sedang bermasalah, lalu berdampak pada tingkat elektabilitas Partai Golkar di tanah para jawara tersebut. "Jangan tidak menaati proses hukum, jangan sampai berdampak pada partai, itu saja," tegasnya.
Sementara itu, hari ini KPK memeriksa 2 sekretaris Ratu Atut, Linda dan Risa. Mereka diperiksa terkait penyidikan kasus dugaan suap pengurusan sengketa hasil Pilkada Lebak, Banten, di Mahkamah Konstitusi.
Keduanya akan diperiksa untuk tersangka yang juga adik kandung Ratu Atut, Tubagus Chaery Wardana atau yang biasa disapa Wawan. (Ado/Ism)