Bagaimana Dunia Memandang Aksi Demo Buruh di Indonesia?

Suara buruh meneriakan tuntutan kenaikan upah menjadi Rp 3,7 juta per bulan tidak hanya bergaung ke seluruh pelosok negeri.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 01 Nov 2013, 11:01 WIB
Suara buruh meneriakan tuntutan kenaikan upah tidak hanya bergaung ke seluruh pelosok negeri. Kukuhnya keinginan buruh merealisasikan upah bulanannya tersebut ternyata berhasil juga menarik mata dan telinga dunia. Terbukti, sejumlah media internasional turut menyoroti pergolakan demo buruh yang terjadi di Tanah Air beberapa hari ini.

Diberitakan VOA News, Jumat (1/11/2013), tujuan demo sebenarnya cukup sederhana, para buruh hanya ingin ikut menikmati pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tetap bertahan hidup. Kenaikan upah tersebut dianggap sebagai salah satu cara yang bisa diupayakan pemerintah untuk menyejahterahkan buruh.

Sementara melansir laman World Bulletin, buruh mengaku terdapat banyak pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dilakukan pemerintah tahun ini. Para pimpinan serikat buruh merasa harus melindungi anggotanya dan mengantisipasi lebih banyak masalah yang muncul di industri-industri seperti garmen atau tekstil.

Tak hanya itu, diberitakan BBC News, banyak buruh yang tak sanggup lagi membayar uang sewa kamar/kontrak rumah dan harus rela tinggal di bawah kolong-kolong jembatan.

Dengan gajinya sekarang, banyak buruh yang hanya mampu makan mi instan dan kesulitan memperoleh uang untuk membeli nasi. Harga bahan bakar minyak (BBM) yang naik sejak Juni lalu juga dinilai menambah penderitaan para buruh.

Menurut pengakuan buruh pada AlJazeera.com, harga-harga terus naik sementara gajinya tak pernah bertambah. Jika buruh terus berada dalam situasi itu, taraf hidupnya tak akan pernah meningkat. Para buruh menilai gaji tersebut layak mengingat Indonesia merupakan negara dengan ekonomi terbesar kedua setelah China.

Dengan kondisi itu, Strait Times mengabarkan klaim para pemimpin serikat buruh yang akan menurunkan sekitar 2 juta buruh pada demo Kamis kemarin. Faktanya, polisi mengatakan, hanya sekitar 60 ribu buruh industri yang turun ke lapangan dan melakukan aksi demo di sejumlah titik di Jakarta.

Dari sisi pemerintah, Voice of Russia mengatakan, pemerintah Indonesia menawarkan gaji buruh sebesar Rp 2,3 juta per bulan. Namun hingga saat ini, buruh tetap teguh mempertahankan tuntutannya berupa upah Rp 3,7 juta per bulan. (Sis/Ndw)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya