Melalui sidang terbuka, Hakim Konstitusi Hamdan Zoelva terpilih sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) baru pengganti Akil Mochtar. Pemilihan Ketua Baru MK ini berlangsung dalam 2 putaran.
Pada putaran pertama, Hamdan mengantongi 4 suara, dibayangi Arief Hidayat yang mendapat 3 suara. Karena tidak memenuhi syarat minimal suara, pemilihan dilankukan 2 putaran.
Pada putaran kedua, Hamdan menang dengan perolehan 5 suara. Sedangkan Arief Hidayat mendapatkan 3 suara.
"Di tengah suasana prahara, pemilihan ketua hari ini, pemilihan dalam suasana kita harus melakukan langkah-langkah besar, kerja keras, yang sangat luar biasa untuk memulihkan kehormatan. Kehormatan kita, kami, hakim konstitusi," ungkap Hamdan sesaat sebelum terpilih sebagai Ketua MK, Jumat (1/11/2013).
Siapakah Hamdan Zoelva? Dikutip dari www.mahkamahkonstitusi.go.id, Hamdan memulai karirnya sebagai dosen luar biasa di beberapa universitas (1986-1987), advokat (1987-2010), dan anggota DPR (1999-2004). Selain itu, Hamdan juga aktif diberbagai kegiatan sosial politik kemasyarakatan, sebelum akhirnya menjabat sebagai Wakil Ketua MK.
Hamdan pernah menjadi Dosen luar biasa (Ahli Madya) FH Universitas Hasanuddin dengan mengajar mata kuliah Pengantar Hukum Internasional, Hukum Perjanjian Internasional, dan Hukum Laut Internasional. Ia juga Dosen luar biasa di FH Universitas Muslim Indonesia, dan Fakultas Syari'ah IAIN Alauddin Makassar dengan mengajar mata kuliah Hukum Internasional.
Hamdan juga pernah menjadi asisten pengacara dan Konsultan hukum pada Law Office OC Kaligis & Associates Jakarta pada 1987-1990, Partner dan Pendiri Law Firm SPJH (Sri Haryanti Akadijati, Poltak Hutajulu, Juniver Girsang, Hamdan Zoelva, dan Januardi S Hariwibowo) pada 1990-2007.
Selama menjadi anggota DPR, Hamdan menjabat sebagai Sekretaris Fraksi Partai Bulan Bintang DPR (1999-2004), Wakil Ketua Komisi II DPR (1999-2004), Anggota Panitia Ad Hoc I Badan Pekerja MPR RI Perubahan UUD 1945 (1999-2004), Wakil Ketua Komisi A Sidang Tahunan MPR mengenai Perubahan UUD 1945 (2000).
Jabatan pemerintahan lainnya yang pernah dijabat Hamdan adalah Staf khusus Menteri Sekretaris Negara (2004-2007), Tim Ahli Pimpinan MPR mengenai Kajian Perubahan UUD 1945 (2008). Dalam kancah politik beliau bernaung di Partai Bulan Bintang (1998-2010) dan pernah menjabat sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Bulan Bintang (2006-2008), terakhir ia menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Bulan Bintang dan Wakil Ketua Badan Kehormatan Pusat Partai Bulan Bintang (2005-2010).
Dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, Hamdan berkontribusi di Deputy Chairman ASEAN Moeslim Youth Sekretariat (2002-sekarang) dan Anggota Dewan Pakar ICMI. Sekarang selain menjadi Hakim Mahkamah Konstitusi, beliau juga aktif sebagai Dosen FH Universitas Islam As-Syafi'yah Jakarta.
Hamdan Zoelva lahir di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat, 21 Juni 1962. Ia mendapat gelar Sarjana (S1) Ilmu Hukum Internasional di Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin. Ia meraih gelar S2 Magister Ilmu Hukum Pidana di Fakultas Hukum Universitas Padjajaran Bandung.
Gelar S3 Doktor Ilmu Hukum Tata Negara, diraih Hamdan Zoelva dari Universitas Padjajaran Bandung. (Mut)
Pada putaran pertama, Hamdan mengantongi 4 suara, dibayangi Arief Hidayat yang mendapat 3 suara. Karena tidak memenuhi syarat minimal suara, pemilihan dilankukan 2 putaran.
Pada putaran kedua, Hamdan menang dengan perolehan 5 suara. Sedangkan Arief Hidayat mendapatkan 3 suara.
"Di tengah suasana prahara, pemilihan ketua hari ini, pemilihan dalam suasana kita harus melakukan langkah-langkah besar, kerja keras, yang sangat luar biasa untuk memulihkan kehormatan. Kehormatan kita, kami, hakim konstitusi," ungkap Hamdan sesaat sebelum terpilih sebagai Ketua MK, Jumat (1/11/2013).
Siapakah Hamdan Zoelva? Dikutip dari www.mahkamahkonstitusi.go.id, Hamdan memulai karirnya sebagai dosen luar biasa di beberapa universitas (1986-1987), advokat (1987-2010), dan anggota DPR (1999-2004). Selain itu, Hamdan juga aktif diberbagai kegiatan sosial politik kemasyarakatan, sebelum akhirnya menjabat sebagai Wakil Ketua MK.
Hamdan pernah menjadi Dosen luar biasa (Ahli Madya) FH Universitas Hasanuddin dengan mengajar mata kuliah Pengantar Hukum Internasional, Hukum Perjanjian Internasional, dan Hukum Laut Internasional. Ia juga Dosen luar biasa di FH Universitas Muslim Indonesia, dan Fakultas Syari'ah IAIN Alauddin Makassar dengan mengajar mata kuliah Hukum Internasional.
Hamdan juga pernah menjadi asisten pengacara dan Konsultan hukum pada Law Office OC Kaligis & Associates Jakarta pada 1987-1990, Partner dan Pendiri Law Firm SPJH (Sri Haryanti Akadijati, Poltak Hutajulu, Juniver Girsang, Hamdan Zoelva, dan Januardi S Hariwibowo) pada 1990-2007.
Selama menjadi anggota DPR, Hamdan menjabat sebagai Sekretaris Fraksi Partai Bulan Bintang DPR (1999-2004), Wakil Ketua Komisi II DPR (1999-2004), Anggota Panitia Ad Hoc I Badan Pekerja MPR RI Perubahan UUD 1945 (1999-2004), Wakil Ketua Komisi A Sidang Tahunan MPR mengenai Perubahan UUD 1945 (2000).
Jabatan pemerintahan lainnya yang pernah dijabat Hamdan adalah Staf khusus Menteri Sekretaris Negara (2004-2007), Tim Ahli Pimpinan MPR mengenai Kajian Perubahan UUD 1945 (2008). Dalam kancah politik beliau bernaung di Partai Bulan Bintang (1998-2010) dan pernah menjabat sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Bulan Bintang (2006-2008), terakhir ia menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Bulan Bintang dan Wakil Ketua Badan Kehormatan Pusat Partai Bulan Bintang (2005-2010).
Dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, Hamdan berkontribusi di Deputy Chairman ASEAN Moeslim Youth Sekretariat (2002-sekarang) dan Anggota Dewan Pakar ICMI. Sekarang selain menjadi Hakim Mahkamah Konstitusi, beliau juga aktif sebagai Dosen FH Universitas Islam As-Syafi'yah Jakarta.
Hamdan Zoelva lahir di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat, 21 Juni 1962. Ia mendapat gelar Sarjana (S1) Ilmu Hukum Internasional di Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin. Ia meraih gelar S2 Magister Ilmu Hukum Pidana di Fakultas Hukum Universitas Padjajaran Bandung.
Gelar S3 Doktor Ilmu Hukum Tata Negara, diraih Hamdan Zoelva dari Universitas Padjajaran Bandung. (Mut)