PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) sebagai salah satu perusahaan pemerintah yang terancam gulung tikar diusulkan untuk bergabung (merger) dengan PT Garuda Indonesia Airlines Tbk (GIAA) untuk terus mengembangkan bisnisnya.
"Harusnya ini yang bisa disinergikan, karena kalau nantinya Merpati memang mau dibawa secara komersil dengan kondisi yang ada, bisa, tapi biaya yang dibutuhkan untuk investasi itu besar sekali dan tidak akan itu bisa ditanggung pemerintah itu sendiri, karena akan memberatkan pembiayaan APBN," ungkap Equity Analyst BNI Securities, Thendra Crisnanda kepada Liputan6.com yang ditulis Minggu (3/11/2013).
Namun, lanjut Thendra, prospek bisnis gabungan kedua perusahaan maskapai penerbangan pelat merah itu akan berjalan dengan sempurna apabila utang Merpati sudah di restrukturiasasi.
"Dengan catatan sudah direstrukturisasi dulu. Kita lihat Garuda dulu juga sama, tapi setelah itu berangsur-angsur mengalami pemulihan," terangnya.
Thendra mengingatkan, Merpati menjadi merger dengan Garuda diharapkan tidak mengubah rute-rute spesialis penerbangan Merpati yaitu penerbangan perintis.
"Jadi merger tapi mereka harus bermain di pasar yang benar-benar khusus. Contohnya untuk rute-rute perintis mainnya. Karena sekarang untuk rute tersebut banyak dimainkan oleh pemain kecil seperti Susi Air. Jadi pasar itu masih ada jadi tergantung bagaimana strategi perusahaan untuk celah pasar itu dan memaksimalkan," pungkasnya. (Yas/Ndw)
"Harusnya ini yang bisa disinergikan, karena kalau nantinya Merpati memang mau dibawa secara komersil dengan kondisi yang ada, bisa, tapi biaya yang dibutuhkan untuk investasi itu besar sekali dan tidak akan itu bisa ditanggung pemerintah itu sendiri, karena akan memberatkan pembiayaan APBN," ungkap Equity Analyst BNI Securities, Thendra Crisnanda kepada Liputan6.com yang ditulis Minggu (3/11/2013).
Namun, lanjut Thendra, prospek bisnis gabungan kedua perusahaan maskapai penerbangan pelat merah itu akan berjalan dengan sempurna apabila utang Merpati sudah di restrukturiasasi.
"Dengan catatan sudah direstrukturisasi dulu. Kita lihat Garuda dulu juga sama, tapi setelah itu berangsur-angsur mengalami pemulihan," terangnya.
Thendra mengingatkan, Merpati menjadi merger dengan Garuda diharapkan tidak mengubah rute-rute spesialis penerbangan Merpati yaitu penerbangan perintis.
"Jadi merger tapi mereka harus bermain di pasar yang benar-benar khusus. Contohnya untuk rute-rute perintis mainnya. Karena sekarang untuk rute tersebut banyak dimainkan oleh pemain kecil seperti Susi Air. Jadi pasar itu masih ada jadi tergantung bagaimana strategi perusahaan untuk celah pasar itu dan memaksimalkan," pungkasnya. (Yas/Ndw)