Dor..dor..dor! Suara keras itu mengagetkan sejumlah penumpang di Bandara Internasional Los Angeles, Jumat 1 November waktu setempat.
Sejurus kemudian, terdengar teriakan dari dalam Terminal 3: "Ada penembakan. Semua tiarap!" Kepanikan melanda.
Pelaku penembakan yang beraksi sendirian memuntahkan 10 peluru dari senapan semi-otomatis yang dibawanya. Aparat keamanan menyebut, insiden itu menewaskan seorang pria dan melukai sejumlah orang lainnya.
Beberapa jam kemudian, aparat mengidentifikasi tersangka sebagai Paul Anthony Ciancia (23), asal Los Angeles. Ia ditahan dalam kondisi luka-luka. Ia dibawa ke Ronald Reagan UCLA Medical Center, dengan pengawalan ketat.
Hingga saat ini belum jelas apa motivasi pemuda tersebut melakukan aksi nekat yang menghabisi nyawa orang lain.
Sumber kepada CNN mengatakan, sehari sebelum melakukan aksinya, Paul Anthony Ciancia mengirim serangkaian pesan pendek bernada marah pada anggota keluarganya.
"Kami sedang menyelidiki latar belakang dan lebih banyak hal lain tentang dia," kata agen khusus FBI, David Bowdich.
Kronologi
Jarum jam saat itu menunjuk ke angka 09.30 waktu setempat. Di terminal sibuk yang melayani penerbangan Alaska Airlines, JetBlue, Spirit Airlines, Virgin America, Frontier Airlines dan sejumlah maskapai komersial lainnya.
Dana Starfield, adalah satu dari ratusan penumpang yang menunggu di konter pemeriksaan keamanan bandara, ketika seorang pria berjalan dan sekonyong-konyong mengeluarkan senapan di tasnya, lalu menembak.
"Kami mendengar seseorang berteriak. Ada penembakan, semua orang tiarap, tiarap!" kata Starfield, seperti dimuat CNN, Sabtu (2/11/2013).
Semua orang otomatis tiarap. "Kami merangkak melalui gerbang pemeriksaan bandara.
Saat itu, petugas Virgin America mengarahkan dia dan sejumlah penumpang lain ke sebuah kamar kecil. Kemudian pintu ruangan ditutup dari dalam dan diganjal mesin fotokopi. "Kami mendengar lebih banyak ledakan."
Sekitar 15 menit kemudian, petugas SWAT dari Kepolisian Los Angeles masuk ke dalam bandara dan menyelamatkan para korban.
TSA?
Sejumlah saksi mata menyebut, pelaku berhasil lolos masuk dalam bandara setelah menembak mati seorang petugas Transportation Security Administration (TSA), melukai sejumlah orang lainnya, dan membuat penumpang lain berhamburan.
Leon Saryan saat itu sedang mau memakai sepatu dan sabuk yang ia lepaskan sebelum melewati gerbang pemeriksa. Tak berapa lama terdengar suara tembakan. "Semua orang langsung tiarap, lainnya lari," kata Saryan.
Pelaku menembak seorang petugas TSA. Saryan bersembunyi di pojok ruangan dan melihat pelaku "dengan tenang" menyusuri koridor menuju ke arahnya.
"TSA?" tanya pelaku. Saryan menggeleng, dan pria bersenjata itu berlalu.
Sejumlah saksi lain juga mengaku disodori pernyataan sama oleh pelaku. Saat mereka menjawab bukan, itu artinya selamat.
Fakta ini juga menjadi perhatian aparat. Ada dugaan ia memiliki sentimen antipemerintah, khususnya ke agen TSA. (Ein)
Sejurus kemudian, terdengar teriakan dari dalam Terminal 3: "Ada penembakan. Semua tiarap!" Kepanikan melanda.
Pelaku penembakan yang beraksi sendirian memuntahkan 10 peluru dari senapan semi-otomatis yang dibawanya. Aparat keamanan menyebut, insiden itu menewaskan seorang pria dan melukai sejumlah orang lainnya.
Beberapa jam kemudian, aparat mengidentifikasi tersangka sebagai Paul Anthony Ciancia (23), asal Los Angeles. Ia ditahan dalam kondisi luka-luka. Ia dibawa ke Ronald Reagan UCLA Medical Center, dengan pengawalan ketat.
Hingga saat ini belum jelas apa motivasi pemuda tersebut melakukan aksi nekat yang menghabisi nyawa orang lain.
Sumber kepada CNN mengatakan, sehari sebelum melakukan aksinya, Paul Anthony Ciancia mengirim serangkaian pesan pendek bernada marah pada anggota keluarganya.
"Kami sedang menyelidiki latar belakang dan lebih banyak hal lain tentang dia," kata agen khusus FBI, David Bowdich.
Kronologi
Jarum jam saat itu menunjuk ke angka 09.30 waktu setempat. Di terminal sibuk yang melayani penerbangan Alaska Airlines, JetBlue, Spirit Airlines, Virgin America, Frontier Airlines dan sejumlah maskapai komersial lainnya.
Dana Starfield, adalah satu dari ratusan penumpang yang menunggu di konter pemeriksaan keamanan bandara, ketika seorang pria berjalan dan sekonyong-konyong mengeluarkan senapan di tasnya, lalu menembak.
"Kami mendengar seseorang berteriak. Ada penembakan, semua orang tiarap, tiarap!" kata Starfield, seperti dimuat CNN, Sabtu (2/11/2013).
Semua orang otomatis tiarap. "Kami merangkak melalui gerbang pemeriksaan bandara.
Saat itu, petugas Virgin America mengarahkan dia dan sejumlah penumpang lain ke sebuah kamar kecil. Kemudian pintu ruangan ditutup dari dalam dan diganjal mesin fotokopi. "Kami mendengar lebih banyak ledakan."
Sekitar 15 menit kemudian, petugas SWAT dari Kepolisian Los Angeles masuk ke dalam bandara dan menyelamatkan para korban.
TSA?
Sejumlah saksi mata menyebut, pelaku berhasil lolos masuk dalam bandara setelah menembak mati seorang petugas Transportation Security Administration (TSA), melukai sejumlah orang lainnya, dan membuat penumpang lain berhamburan.
Leon Saryan saat itu sedang mau memakai sepatu dan sabuk yang ia lepaskan sebelum melewati gerbang pemeriksa. Tak berapa lama terdengar suara tembakan. "Semua orang langsung tiarap, lainnya lari," kata Saryan.
Pelaku menembak seorang petugas TSA. Saryan bersembunyi di pojok ruangan dan melihat pelaku "dengan tenang" menyusuri koridor menuju ke arahnya.
"TSA?" tanya pelaku. Saryan menggeleng, dan pria bersenjata itu berlalu.
Sejumlah saksi lain juga mengaku disodori pernyataan sama oleh pelaku. Saat mereka menjawab bukan, itu artinya selamat.
Fakta ini juga menjadi perhatian aparat. Ada dugaan ia memiliki sentimen antipemerintah, khususnya ke agen TSA. (Ein)