Ada sejumlah pertanyaan yang hinggap di benak Anda menyangkut kondisi penis, tetapi Anda takut mengutarakannya. Jawaban atas pertanyaan di benak Anda seperti dikutip dari Askmen, Senin (4/11/2013) itu antara lain:
1. Penis memiliki pikiran sendiri.
Anda mungkin ingat, kadang Anda mengalami ereksi di waktu yang tidak tepat dan Anda tidak bisa menghalaunya begitu saja. Memang benar Anda memiliki lebih sedikit perintah terhadap penis ketimbang bagian tubuh lain, seperti lengan atau kaki.
Ini terjadi karena penis merespon bagian dari sistem saraf yang tidak selalu berada di bawah kontrol sadar. Sistem saraf ini disebut sistem saraf otonom, yang juga mengatur debar jantung dan tekanan darah.
Hasrat seksual bukan sesuatu yang disengaja. Pikiran sadar terlibat di dalamnya, meski kebanyakan gairah seksual berlangsung dalam sistem saraf simpatik.
Sebagai tambahan, impuls dari otak selama fase tidur rapid eye movement (REM) menimbulkan ereksi, baik saat Anda bermimpi tentang seks atau ujian yang bahannya lupa Anda pelajari. Angkat beban atau mengejan saat buang air besar (BAB) juga bisa membuat penis ereksi.
Penis bisa tiba-tiba memanjang tanpa keinginan Anda, dan adakalanya memendek. “Kelembekan penis atau penis dalam kondisi biasa sangat bervariasi ukurannya,” ujar Drogo Montague, MD, ahli urologi dari Cleveland Clinic, seperti dikutip WebMD.
Terkena air atau udara dingin bisa membuat penis memendek. Ini merupakan reaksi dari sistem saraf simpatik.
Ketegangan psikologis juga melibatkan sistem saraf simpatik dan stres memiliki efek serupa dengan air dingin. Dalam kondisi rileks dan merasa baik, penis terlihat lebih besar daripada saat Anda mengalami stres.
Dengan demikian, menurut Montague, penis bisa menjadi barometer dari sistem saraf simpatik.
Advertisement
2. Jangan khawatir dengan ukuran penis yang kecil.
Tidak ada hubungan yang konsisten antara ukuran penis saat lembek (keadaan normal) dengan panjang penis saat ereksi penuh. Dalam sebuah studi terhadap 80 pria, para peneliti menjumpai bahwa peningkatan dari kondisi biasa ke ereksi memiliki rentang yang lebar, mulai kurang dari 0,5 hingga 8,75 cm.
Anda tidak bisa berasumsi bahwa seorang pria dengan ukuran penis besar, penisnya akan jauh lebih besar saat ereksi. Sebab, pria dengan penis yang terlihat kecil bisa mengejutkan Anda dengan ukuran yang lebih besar saat ereksi.
Analisis terhadap lebih dari ribuan ukuran yang diambil peneliti seks, Alfred Kinsey, menunjukkan bahwa penis pendek dalam keadaan biasa cenderung menjadi dua kali lebih panjang dari penis asalnya. Penis yang tidak menjadi lebih panjang dengan ereksi disebut “show-er” dan penis yang menjadi lebih panjang disebut “grower”. Sebagai catatan, konteks ini bukan terminologi medis.
Data Kinsey juga menunjukkan bahwa kebanyakan penis tidak seekstrem “show-er” atau “grower”. Sekitar 12 persen penis menjadi sepertiga atau kurang dari total panjang dan 7 persen dua kali lipat panjangnya saat ereksi.
3. Bentuk penis seperti bumerang.
Dalam gambaran MRI, penis terlihat jelas seperti bumerang. Kondisi ini dicatat oleh peneliti Perancis yang meriset pria dan wanita yang melakukan seks di dalam pemindai MRI.
Advertisement
4. Hati-hati, Anda (juga) bisa mematahkan penis.
Memang penis tidak bertulang, tetapi Anda bisa mematahkannya. Kondisi ini disebut sebagai fraktur penil, dan bukan cedera halus.
“Saat ini terjadi, bisa terdengar suara seperti berderik atau meletup,” kata Montague. Lambat laun penis berwarna kehitaman atau biru diiringi rasa nyeri yang amat sangat.
Namun, fraktur penil sangat jarang terjadi. Secara khusus cenderung terjadi pada pria usia muda karena ereksinya cenderung lebih kaku.
Untuk menghindari fraktur penil, dikatakan Montague, jangan perlakukan penis dengan kasar. Fraktur penil bisa terjadi saat pria mendorong terlalu keras dan cepat ketika berhubungan seksual hingga menghantam tulang pinggang pasangannya. Perempuan yang bergerak liar saat berada di atas badan pria selama berhubungan seksual juga bisa mematahkan penis pasangan.
Sindrom peyronie merupakan kondisi yang cenderung terlihat lebih sering terjadi pada pria yang berusia lebih tua. Ereksi pada pria lebih tua bisa tidak terlalu kaku, tetapi cukup keras untuk melakukan hubungan seksual.
Dengan berjalannya waktu, bila penis menekuk terlalu sering selama berhubungan seks, robekan kecil pada jaringan bisa membentuk luka parut. Akumulasi jaringan parut membuat penis berbentuk kurva secara abnormal.
5. Psst, kebanyakan penis ternyata belum disunat.
Laporan dari WHO dan Joint United Nations Programs on HIV/AIDS memperkirakan, di seluruh dunia hanya 30 persen pria berusia 15 tahun dan lebih yang disunat. Rata-rata ini bervariasi tergantung agama dan kebangsaan.
Hampir seluruh pria Yahudi dan Muslim di dunia telah disunat. Amerika Serikat memiliki proporsi tertinggi dari pria yang disunat untuk alasan nonagama.
Praktik sunat pada bayi laki-laki untuk alasan medis dan kosmetik telah menjadi kontroversi di AS. Namun, baru-baru ini WHO dan UNAIDS merekomendasikan sunat bagi pria dewasa berdasarkan bukti bahwa pria dengan penis yang telah disunat memiliki risiko lebih rendah terinfeksi HIV.
CDC memperkirakan, sekitar 65 persen dari seluruh bayi laki-laki di AS telah disunat.
Advertisement