Terpilihnya Hamdan Zoelva sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) mendapat apresiasi. Banyak harapan disematkan pada pundak Hamdan untuk memulihkan citra MK yang tercoreng kasus suap Akil Mochtar.
Meski begitu, tak sedikit pula yang sangsi akan kinerja Hamdan, lantaran dia memiliki rekam jejak sebagai politisi. Namun pandangan skeptis itu buru-buru ditangkis pakar hukum tata negara Irman Putra Sidin.
Menurut Irman, seorang bekas politisi seperti Hamdan tak masalah menjadi Ketua MK. "Partai politik itu kan bukan makhluk jahat. Jadi, tidak perlu dikhawatirkan dia dari latar belakang politik," kata Irman ketika dihubungi di Jakarta, Senin (4/11/2013).
Karena itu, lanjut Irman, mantan politisi Partai Bulan Bintang (PBB) itu harus tampil percaya diri memimpin MK. Irman pun berharap, MK kian baik di bawah Hamdan.
"Percaya diri, harus lebih tegas pada konstitusi, berwibawa, dan jangan larut dengan larut pada wacana-wacana popularitas putusan," ujarnya.
"Tentu harapan kita, MK di tangan Hamdan ini ke depannya akan lebih baik," imbuh Imran.
Pada Jumat 1 November lalu, Hamdan Zoelva terpilih menjadi Ketua MK periode 2013-2016. Dia menggantikan Akil Mochtar yang telah diberhentikan dengan tidak hormat alias dipecat oleh Majelis Kehormatan Hakim Mahkamah Konstitusi (MKH MK).
Pria kelahiran Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Ketua MK itu berhasil meraih 5 suara dalam pemilihan pada putaran kedua. Sementara saingannya, Arief Hidayat mendapat 3 suara.
Arief akhirnya terpilih sebagai Wakil Ketua MK menggantikan Hamdan untuk periode 2013-2016. Adapun pemilihan Wakil Ketua MK itu harus dilakukan 3 putaran dengan persaingan ketat antara Arief dan Patrialis Akbar. Arief akhirnya unggul 2 suara dari Patrialis di putaran 3. Arief mendapat 5 suara, dan Patrialis memperoleh 3 suara. (Mut/Sss)
Meski begitu, tak sedikit pula yang sangsi akan kinerja Hamdan, lantaran dia memiliki rekam jejak sebagai politisi. Namun pandangan skeptis itu buru-buru ditangkis pakar hukum tata negara Irman Putra Sidin.
Menurut Irman, seorang bekas politisi seperti Hamdan tak masalah menjadi Ketua MK. "Partai politik itu kan bukan makhluk jahat. Jadi, tidak perlu dikhawatirkan dia dari latar belakang politik," kata Irman ketika dihubungi di Jakarta, Senin (4/11/2013).
Karena itu, lanjut Irman, mantan politisi Partai Bulan Bintang (PBB) itu harus tampil percaya diri memimpin MK. Irman pun berharap, MK kian baik di bawah Hamdan.
"Percaya diri, harus lebih tegas pada konstitusi, berwibawa, dan jangan larut dengan larut pada wacana-wacana popularitas putusan," ujarnya.
"Tentu harapan kita, MK di tangan Hamdan ini ke depannya akan lebih baik," imbuh Imran.
Pada Jumat 1 November lalu, Hamdan Zoelva terpilih menjadi Ketua MK periode 2013-2016. Dia menggantikan Akil Mochtar yang telah diberhentikan dengan tidak hormat alias dipecat oleh Majelis Kehormatan Hakim Mahkamah Konstitusi (MKH MK).
Pria kelahiran Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Ketua MK itu berhasil meraih 5 suara dalam pemilihan pada putaran kedua. Sementara saingannya, Arief Hidayat mendapat 3 suara.
Arief akhirnya terpilih sebagai Wakil Ketua MK menggantikan Hamdan untuk periode 2013-2016. Adapun pemilihan Wakil Ketua MK itu harus dilakukan 3 putaran dengan persaingan ketat antara Arief dan Patrialis Akbar. Arief akhirnya unggul 2 suara dari Patrialis di putaran 3. Arief mendapat 5 suara, dan Patrialis memperoleh 3 suara. (Mut/Sss)