[VIDEO] Kirab 1 Suro Keraton Surakarta Hanya Bawa Kerbau Bule

Buntut konflik internal, Keraton Kasunanan Surakarta keluarkan maklumat larangan keluarkan benda pusaka. Hanya Kerbau Bule yang keluar.

oleh Liputan6 diperbarui 05 Nov 2013, 13:14 WIB
Beragam cara dilakukan umat Islam menyambut tahun baru Hijriyah memperebutkan gunungan, pawai odong-odong hingga kirab Kerbau Bule.

Dalam tayangan Liputan 6 Siang SCTV, Selasa (5/11/2013) prosesi tahun baru Hijriyah atau peringatan malam 1 Suro di Solo, Jawa Tengah, berlangsung khidmat. Ribuan sentana dan abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta melakukan kirab keliling kota. Ribuan warga pun menyambutnya dengan antusias memadati ruas-ruas jalan yang dilalui kirab.

Selama prosesi kirab, para sentana mau pun abdi dalem diwajibkan puasa bicara hingga prosesi berakhir.

Kehadiran 8 ekor kerbau bule milik keraton, keturunan kerbau Kiai Slamet selepas pukul 00.00 WIB menandai jatuhnya tanggal 1 Muharam atau 1 Suro.

Kirab kali ini sedikit berbeda, karena abdi dalem tidak lagi membawa benda-benda pusaka keraton. Hal ini sebagai buntut konflik internal keraton, menyusul maklumat larangan mengeluarkan benda-benda pusaka dari keraton.

Bahkan, Raja Keraton Kasunanan Surakarta Pakubuwono XIII pun resmi membubarkan Dewan Adat. Pembubaran Dewan Adat terpaksa dilakukan karena keberadaannya dinilai terus mengganggu dan merongrong keraton.

Cengkareng

Kemeriahan Tahun Baru Islam 1435 Hijriyah, juga dirasakan warga Pesing, Cengkareng, Jakarta Barat, dengan menggelar pawai keliling. Warga yang sebagian besar ibu-ibu dan anak-anak menggunakan 21 odong-odong berkeliling di wilayah Kapuk-Cengkareng.

Panitia sengaja menggunakan odong-odong sebagai transportasi pawai keliling dengan tujuan saling berbagi rezeki dengan pemilik odong-odong.

Sementara itu di Sargen Jawa Tengah, perayaan 1 Muharam digelar dengan cara berebut gunungan hasil bumi. Diawali dengan tarian kuda lumping, warga dari sejumlah desa berkumpul di obyek wisata Gunung Kemukus sambil membawa beragam gunungan.

Warga terlebih dulu mengarak keliling gunungan yang terdiri buah-buahan dan sayuran hasil panen. Gunungan ini sebagai bentuk ungkapan rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa atas panen yang berlimpah. Selanjutnya, warga melakukan doa bersama yang ditutup dengan memperebutkan gunungan.

Di Jember, Jawa Timur, ratusan warga Desa Cangkring, Jember, menyambut Tahun Baru Hijriyah dengan menggelar pawai obor. Pria, wanita, anak-anak hingga orang dewasa turut meramaikan acara ini. Musik patrol, tarian burung garuda turut memeriahkan suasana. (Adi/Sss)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya